Kemarin malam saya cukup
terenyuh membaca sepotong twit dari kakak kelas saya zaman kuliah, @udayusuf.
Twit beliau yakni “banyak orang hebat di dunia ini. Akan tetapi hanya sedikit
dari mereka yang mau dan bisa menulis, akibatnya? Mereka terlupakan”.
Sesungguhnya, statement tersebut benar-benar menampar, mengiris, menyayat hati saya
(this is too much i know, but in real, i
was paralyzed for 5 seconds).
Kalau ada profesi penghayal,
sudah dipastikan di bawah nama saya, akan ada kata Penghayal saat liputan saya
diwawancara (hehe). Seringkali, saat saya ikut seminar (sebagai peserta
tentunya), berdiskusi acak, membaca (koran seringan majalah), menonton dan mendengarkan
berita (bukan infotainment), saya (selayaknya
insan yang sok berusaha masih idealis namun tidak lugu) sering tiba-tiba
melamun, berpikir kondisi nyata, flash
back sejenak mengenai latar belakang masalah, dan mereka-reka solusi apa
yang seharusnya diambil. Ironisnya seluruhnya hanya mengawang-awang di otak saya
sendiri, tanpa tertumpahkan dalam suatu tulisan, apalagi tersampaikan ke orang
lain. How come people know your idea when
you dont tell them, at least write it. Boro-boro lah menjadi orang hebat
apalagi diingat. Yang ada hanya menjadi orang tak dikenal.
Ada juga statement seseorang bahwa, semakin banyak yang membaca, seharusnya
semakin banyak juga yang ditulis. Selain mempermudah untuk ingat kembali jika lupa
sewaktu-waktu, sesungguhnya karya tulis tersebut akan menjadi bukti nyata
pemikiran tersebut. Bukti konkrit yang mudah digunakan, kapanpun, dimanapun.
Well well, semoga bisa tetap konsisten menulis *seketika melihat
post terakhir *damn, it almost months ago.