Setiap scholarship awardee punya cerita masing-masing dalam mengejar mimpinya. Saya pernah mendengar ada yang apply beasiswa sampai belasan kali, ada yang hanya sekali sudah dapat. Tidak bisa ditentukan setelah berapa kali apply, baru dipastikan memperoleh beasiswa. Katanya sih, beasiswa itu seperti rejeki masing-masing orang yang tidak bisa ditebak kapan memperolehnya dan apa yang diperolehnya. Hanya satu yang saya pastikan sama, komitmen dan kerja keras yang tidak ada hentinya.
Kalau cerita saya? Cukup bersyukur baru dua kali apply, dan akhirnya diterima juga. Scholarship yang pertama saya apply di awal Januari 2013, sedangkan yang kedua saya apply di pertengahan Februari 2013. Pengumuman keduanya hanya berjarak kurang dari 1 minggu di April 2013. Bisa dibayangkan kan perasaan saya selama 1 minggu itu? Setelah hancur, jeda beberapa hari langsung terbang ke antah berantah. Hehe. Saya bersyukur bisa merasakan nano-nano perasaan itu :)
Saya ingin berbagi sedikit cerita tentang apa saja yang harus dipersiapkan dalam meraih beasiswa. Cekidot.
IELTS SCORE
Sampai sekarang saya masih ingat wejangan dari kakak kelas saya yang melanjutkan sekolah ke UK yakni jangan berpikir yang macam-macam kalau IELTS saja belum punya. IELTS Score adalah pintu gerbang pertama untuk apply sekolah ke luar negeri, karena ini menunjukkan kemampuan kamu dalam berkomunikasi secara akademis dan general. Pada umumnya, banyak beasiswa meminta pelamar memiliki score IELTS 6.5. More is better. Secara umum, bisa lihat tips saya di sini.
IJAZAH dan TRANSKRIP AKADEMIK (ENGLISH VERSION)
Cara mendapatkannya sangat mudah. Tinggal minta ke TU Program Studi atau Fakultas untuk membuatkan english versionnya. Kalau di kampus saya dulu, TU Prodi sudah menyiapkan 2 versi keduanya, dalam bahasa inggris dan bahasa indonesia.
MOTIVATION LETTER
Beratus-ratus link di luar sana telah memberikan informasi yang sangat jelas mengenai motivation letter. Jujur, saya belum ahli dalam penyusunan motivation letter. Namun, yang terpenting dari motivation letter menurut saya adalah benang merah antara apa yang sudah dilakukan di masa lalu, apa yang sedang dilakukan saat ini, mengapa ingin melanjutkan studi dan apa yang akan dilakukan di masa datang dengan studi tersebut. Selain itu menurut saya yang penting adalah menyambungkan antara tujuan skema beasiswa dengan tujuan pribadi dan profesional kita. Semakin nyambung, semakin baik. Oia, jangan malu dan bosan untuk berkomunikasi dengan penerima beasiswa di tahun ajaran sebelumnya mengenai motivation letter. Minta koreksi dan masukan berkali-kali sampai motivation letter yang disusun mendekati kesempurnaan. :)
PS: Jangan pernah gunakan satu motivation letter untuk beberapa beasiswa sekaligus karena setiap beasiswa mempunya target group spesifik dan tujuan berbeda.
RECOMMENDATION LETTERS
Kenapa letters menggunakan "s"? Karena dokumen yang dibutuhkan bukan hanya 1, namun minimal 2 berkas! Hohoho. Pada umumnya surat yang dibutuhkan satu dari dunia akademis, bisa dari dosen pembimbing, dosen yang baik, dosen terdekat, dan satu dari dunia profesional, bisa dari bos langsung, bosnya bos, atau bosnya bosnya bos langsung, hehe. Seharusnya surat ini disusun oleh orang yang bersangkutan, namun untuk jaga-jaga lebih baik kalau draft surat sudah kita susun sedemikian rupa sehingga kita terkesan sangat keren. Ok, bagian ini memang paling freak dan membutuhkan muka tembok setembok-temboknya. Jadi, nantinya draft dapat dicoret-coret oleh beliau (mungkin) atau bisa juga langsung ditandatangan. Yihaaa. Contoh recommendation letters tersebar juga di jagad raya internet ini.
Oke, secara umum 4 hal tersebut merupakan modal utama seorang scholarship hunter dalam apply beasiswa. Selain itu ada paspor, CV, dll. yang menurut saya sudah pasti dimiliki :)
Semoga bermanfaat ya :)
No comments:
Post a Comment