Pages

"I believe in pink. I believe that laughing is the best calorie burner. I believe in kissing, kissing a lot. I believe in being strong when everything seems to be going wrong. I believe that happy girls are the prettiest girls. I believe that tomorrow is another day and I believe in miracles."
Audrey Hepburn

Saturday 17 March 2012

Kupang, NTT (12 - 15 March 2012)


Jangan berharap kali ini saya bercerita tentang kegiatan Konsultasi Regional Kementerian PU yang saya hadiri dan saya panitiai. Oke, memang alasan utama saya ke Kupang adalah mengurus acara Konsultasi Regional tersebut. Namun, tidak ada alasan, bagi seorang flashtraveler gadungan seperti saya tidak curi-curi kesempatan untuk menikmati sensasi Kota Kupang, kota karang Indonesia wilayah timur ini.

Kupang, sekalipun ibukota Nusa Tenggara Timur, namun belum seberkembang ibukota Nusa Tenggara tetangga (baca Mataram), apalagi Surabaya, Makassar, bahkan Bengkulu sekalipun. Seperti parameter acak dan unik tipe kota yang saya peroleh saat kuliah (kota yang sudah terdapat McD adalah kota maju, dan kota yang sudah terdapat KFC adalah kota berkembang), Kota Kupang sudah memiliki KFC walaupun baru satu :)

Perjalanan via udara dari Jakarta menuju Kupang menghabiskan waktu kira-kira 3,5 jam. Sesampainya di Bandara El Tari, well, tidak jauh berbeda dengan bandara kota kecil lainnya. Hanya ada satu tempat pengambilan bagasi saja, tidak melingkar pula. Lokasi El Tari cukup jauh dari pusat kota (20 menit, jangan bandingkan dengan waktu tempuh di Jakarta ya). Oia, selidik punya selidik, ternyata nama El Tari adalah nama Gubernur NTT yang pertama :)

Welcoming Me

Kontur Kota Kupang cukup bervariasi (tinggi dan rendah), namun tidak seekstrem Kota Manado. Oleh sebab itu, jalan propinsi maupun jalan kota agak naik-turun. Kondisi jalan (yang saya lewati) relatif mantap. Kendaraan pribadi (mobil dan motor) serta kendaraan umum cukup ramai di daerah-daerah utama, selainnya sepi. Lampu jalan masih jarang-jarang, jadi kalau berjalan di malam hari harus lebih waspada. Tekstur tanah Kota Kupang mayoritas adalah karang. Beruntung saya ke sana pada Maret, hijau rumput dan pohon terlihat dengan segar. Bila saya ke sana sekitar Oktober, sudah pasti saya hanya menemukan kegersangan Kupang dengan semak-semak coklat dan tanah karang.

Hanya ada satu mall di Kota Kupang, namanya Flobamora Mall (Flores Sumba Timor Alor). Pusat perbelanjaan terbesar ini berisi Ramayana, Robinson, beberapa ATM, toko-toko kecil yang menjual mainan, makanan, dll. Di tempat ini juga terdapat KFC yang ampun-ampun tidak profesional. Baris calon pembeli ditutup seenaknya, pesanan dirubah tanpa diberitahu, saya hampir satu jam mengantri hanya untuk membeli nasi, ayam, dan mocca float.

Mall Flobamora

Yang sangat menarik perhatian saya terkait transportasi, tidak lain tidak bukan, BEMO-nya (sebutan untuk Angkot di Kupang). Berawal dari iseng, saya menaiki bemo yang tampakan luarnya adalah cat berwarna-warni. Penanda rute bemo bisa dilihat dari nomer si bemo yang berdiri tegak di atas atap bemo (bayangkan lampu taksi bluebird, namun dalam bentuk angka saja). Sebutan rute bemo disebut lampu (haha). Misalkan, kalau di Bekasi naik nomer 19, di sana sebutannya mau naik lampu 19. Hehehe. Selain itu, yang paling menarik dari bemonya, adalah sound system yang ajib! Saya duduk di atas sound system yang memainkan lagu-lagu house music dan dugem terbaru. Saya kaget dengan lagu yang dipasang adalah Papa Americano. It's way too fast for them (hehe). Suaranya menggelegar, buktinya kaca tampak belakang bergetar! Selain itu, jendela mobil ditempel seluruhnya dengan stiker warna warni. Heboh bener deh. Uniknya disini, semakin heboh si bemo, semakin banyak yang mau naik (hahaha). Ongkos naik bemo jauh dekat Rp 2.000, kalau masih muda Rp 1.000 saja. Oia, seluruh bemo ada kondekturnya yang bergelantung di pinggir pintu. Sebutannya konjak. Jadi, kalau mau membayar, bayarnya ke si konjak itu. Selain bemo, ada juga taksi dengan mobil avanza/xenia/innova dengan tarif Rp 50.000 per satu lokasi !

tampakan kaca bemo

tampakan depan

soundsystem yang menggelegar

tampakan supir dan xenia taksi yang saya tumpangi

Makanan? Target utama saya Sei Babi! Sei adalah daging asap yang dipanggang. Sei Babi di Kupang sangat terkenal kelezatannya. Sumber daging babi tersebut dari Kabupaten Baun. Hasil nanya-nanya ke orang lokal, katanya Sei Babi paling enak ada di Resto Bambu Kuning dan Toko Oleh-oleh Sudi Mampir. Sadisnya, saya sudah berangkat dari jam 12.00 ke Resto Bambu Kuning, all sold out! Katanya harus pesan satu hari sebelumnya. Malesinnya, saya masih lihat berkilo-kilo babi sedang diasap. Akhirnya saya ke Sudi Mampir untuk membelinya. Harganya Rp 110.000 untuk 1 kg. Selain sei babi, saya tidak menemukan makanan yang enak di sana (sorry to say this). Makanan olahan daging maupun ayam relatif keras dan sangat manis.

makanan asli Kupang yang so so rasanya

Bahasa lokal Kupang lumayan kocak. Intonasi di akhir kalimat cenderung menaik. Mereka juga seringkali menambahkan kata "toh/to" di akhir kalimat, hampir sama dengan logat Jawa. Bedanya Jawa dengan intonasi turun, Kupang dengan intonasi naik. Saya iseng-iseng menggunakan logat Kupang, disebut gagal karena terlalu batak (haha). Selain itu, kata yang masih saya ingat, kitong untuk kita, mo untuk mau, nyong untuk kamu, nona untuk panggilan ke perempuan, hanya itu (hehe).

Spot pariwisata yang saya kunjungi hanya dua. Pantai Pasir Panjang yang kurang menarik dan Patung Ina Boi. Pantai Pasir Panjang terkesan biasa saja di mata saya. Mungkin karena saya singgah pukul 13.00 WITA (bukan saat sunrise maupun sunset), tidak ada momen spesial yang saya temukan. Kondisi pantai yang sedang kotor, banyak ranting berserakan, semakin mendorong saya untuk segera mungkin meninggalkan pantai. Patung Ina Boi adalah patung nona Rote yang sedang bermain sasando (FYI sasando adalah alat musik tradisional NTT). Sesungguhnya NTT adalah propinsi yang menyimpan banyak lokasi pariwisata, seperti Pulau Komodo, Danau Tiga Warna Kelimutu di Kabupaten Ende, Perburuan Paus Tradisional di Kabupaten Lembata, Pasola di Pulau Sumba. Namun untuk mencapai lokasi tersebut, wisatawan harus merogoh kocek lebih dalam, karena lokasi tersebut ada di Kabupaten/Kota/Pulau lain yang perlu ditempuh dengan pesawat atau kapal laut.

patung Ina Boi


Pantai Pasir Panjang yang kurang menarik (saat itu)

Well, kalau ditanya mau kembali lagi ke Kota Kupang? Saya lebih pilih menitip Sei Babi ke teman yang berkunjung ke Kota Kupang :D

3 comments:

Jenny / Rocknrollerr said...

OMG BLINK 182 <3333 I LOVEEE THAT BAND! :D :D :D

Mi_Mi said...

wow nice picture collection and i love the art work stunning..
Mi_Mi
x
mi-miworld.blogspot.com/

Ferdinand Bpunk said...

hai... salam kenal... :)
Sayang sekali pantai yang dikunjungi cuma pasir panjang, pantai itu bagus cuma pas saya masih kecil, yah sekitar taun 90-an lah... sekarang sudah tidak ada bentuknya.. :( Hancur total mungkn gara2 perumahan+hotel yang terus bertambah. Banyak orang kedaerah itu hanya untuk beli ikan segar atau bakar..

Yang kedua, ngapain jauh2 ke Kupang untuk makan di KFC? hahaha... Saya sendiri blum pernah singgah disana kalau lagi pulkam. Se'i B2 memang TOP..! kombinasi dengan sambal lu'at yang aduhai... :p

Saya punya banyak teman yang kebetulan orang medan juga, saya bawakan oleh2 itu, begitu kena, langsung nanya berapa harga perkilo dan minta dipaketin lagi... hahahahaha....