Pages

"I believe in pink. I believe that laughing is the best calorie burner. I believe in kissing, kissing a lot. I believe in being strong when everything seems to be going wrong. I believe that happy girls are the prettiest girls. I believe that tomorrow is another day and I believe in miracles."
Audrey Hepburn

Thursday, 20 December 2012

Menjelang akhir tahun

Terlalu mainstream kalau saya menulis resolusi tahun 2013 dan capaian 2012. Selain itu saya rasa itu terlalu privasi untuk disebarluaskan di blog yang bisa dibaca ribuan orang (yaelah).

Yang pasti, harus selalu gw inget setiap hari :
untuk selalu fokus mengerjakan setiap pekerjaan dan total.

Monday, 17 December 2012

When the result comes


Dua post sebelum ini sesungguhnya sudah menunjukkan kombinasi usaha serta kerja keras gw selama tiga bulan dan masa kegalauan selama dua minggu. Fase pertama, tiga bulan belajar di LBI UI, plus satu bulan terakhir, belajar intensif sendiri di rumah sepulang kantor setiap hari sampai jam 12 malam. Fase galau selama empat belas hari gw penuhi dengan banyak doa, ibadah, dan sedekah ke orang-orang membutuhkan. Haha, malesin yah, tapi gw selalu percaya untuk setiap doa yang diminta, kita harus berbuat baik kepada orang lain untuk mempermudah doa tersebut.

Akhirnya, hasilnya sudah keluar jumat minggu lalu. Total score gw 6,5, dengan nilai tertinggi di Speaking 7 J Gw bener-bener bersyukur dengan hasil yang gw peroleh. Buah kerja keras gw selama ini dan karunia dari-Nya J

Selama belajar sendiri, gw punya beberapa tips yang pasti berguna dan nyeleneh untuk kamu yang sedang dalam tahap persiapan tes IELTS juga:
a.       Listening Section
Jangan malu untuk mencatat kalimat panjang yang menurut kamu penting. Pada umumnya, orang hanya mencatat poin-poin dalam listening panjang, namun ini jelas memaksa kamu berpikir keras untuk mengartikan Bahasa Indonesia sekaligus memahami makna dari kalimat tersebut terlebih dahulu. Dengan menulis seluruh kata di kalimat, kamu hanya perlu mendengar dan menulisnya saja tanpa berpikir keras. Waktu 10 menit di akhir section listening bisa kamu gunakan untuk membaca ulang catatan tadi. Hal tersebut memastikan kamu lebih mudah berpikir kan? J

b.      Reading Section
-       Perbanyak latihan dengan topik yang sangat beragam, karena kamu tidak akan tahu jackpot apa yang akan kamu temukan pada saat tes. Pada umumnya seseorang akan familiar dengan vocabulary yang sesuai dengan bidang pekerjaan, hobi, atau kegemarannya. Untuk mengantisipasi kesulitan vocabulary asing yang mungkin muncul di salah satu topik, akan lebih baik bila setidaknya kamu pernah membaca topik yang tidak umum untuk kamu. Saat gw tes, kekagetan terbesar pada saat gw dihadapkan dengan topik art dan medical dengan kata-kata sulit :D. Syukurnya gw pernah membaca topik sejenis saat latihan (walaupun sempet desperado 3 menit).
-    Yes/No/Not Given Question. Semua orang, dengan yakin gw katakan seperti itu, pasti sering terjebak dengan pertanyaan ini. Gw juga sampai sekarang masih kesulitan dengan pertanyaan tersebut. Namun, yang paling penting diingat adalah untuk menjawab pertanyaan ini JANGAN GUNAKAN INSTING/ PERKIRAAN/ ASUMSI PRIBADI dari statement yang ada. Gw pakai contoh : “Saya suka warna biru”, apabila kalimat yang ditanyakan “Saya suka makan rainbow cake”, sudah jelas jawabannya NG, karena rainbow cake tidak sepadan dengan warna biru. Sedangkan bila kalimat yang ditanyakan “Saya suka warna orange”, maka jawaban yang tepat adalah No.

c.       Writing Section
-        Jangan pernah berpikir bahwa untuk part 1 kamu pasti akan mendapat line graph. Ada banyak jenis data seperti bar graph, pie chart, table, process, yang kesemuanya harus dipahami poin-poin membaca datanya. Setiap chart mempunyai karakter membaca data masing-masing, dengan vocabulary masing-masing. Oleh sebab itu, pastikan kamu hafal dan tahu dengan tepat cara menggunakan important words tersebut. Skill umum yang harus bisa terapkan adalah membandingkan dan menunjukkan poin penting dari suatu data.
-    Untuk Part 2, pastikan pastikan pastikan kamu paham dengan pertanyaan yang dimaksud dan jawab seluruh pertanyaan yang ada dengan seimbang baik dari perkiraan jumlah kalimat, maupun kontennya. Gunakan kata yang beragam (bisa dari verb kamu jadikan noun, vice versa), tenses yang beragam, tenses yang beragam dan pastikan gunakan complex sentence untuk menunjukkan kemahiran menggunakan grammar. Selain itu, selalu gunakan kunci PRE di masing-masing paragraph, yakni Point lalu disertai Reason dan Example untuk mempermudah pengembangan ide serta penstrukturan kalimat.

d.      Speaking Section
-    Karena Part 1 adalah part termudah dan pertama, jangan sia-siakan part ini dengan memberikan first impression yang buruk. Pertanyaan yang ditanyakan merupakan format umum, jadi pastikan kamu bisa menjawab pertanyaan dasar dengan baik 
-       Part 2 merupakan monolog selama 2 menit, setelah diberikan waktu 1 menit untuk berpikir (dan mencatat kalau mau). Dua menit jelas waktu yang sangaaaat lama untuk berbicara sendiri, namun ini dapat diakali dengan melebai-lebaikan pembicaraan dengan memberikan hal-hal detail dari masing-masing pertanyaan. Selain itu, jangan lupa untuk menjawab pertanyaan terakhir (pada umumnya diawali How atau Why) dengan porsi waktu paling lama di antara yang lain (kira-kira 20-30 detik), karena jawaban ini bernilai tinggi
-   Di Part 3, pastikan kamu memberikan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan, oleh sebab itu pahami benar-benar pertanyaan sebelum memberikan jawaban. Selain itu, sama seperti cara di Writing, berikan reason atau example dari point yang kamu berikan. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, yang terpenting adalah kamu memberikan jawaban dengan jelas dan terstruktur dengan baik.
-    Jangan sok-sokan berbicara dengan British or American or Australian moreover Singlish accent, because believe me, it’s not what examiner find about. Yang dinilai adalah kejelasan pronoun setiap kata.
-     Selipkan beberapa advance word dengan tepat di jawaban kamu. Ini merupakan nilai plus bagi examiner J

Terakhir dan yang paling terpenting adalah memperbanyak latihan mendengar dan membaca soal dari Cambridge Books 1-8 (bisa dengan mudah didownload kok, coba digoogling saja :D), menulis Part 1 dan Part 2, dan berbicara (cari cari cari partner latihan berbicara kamu dengan masing-masing saling memberikan penilaian). Selain itu, ada website jagoan gw yakni www.dcielts.com yang memberikan rincian kisi-kisi penting untuk masing-masing section.  Semoga berguna ya J

Monday, 3 December 2012

Three Days After

Setelah melewati masa berat selama satu bulan, memaksakan diri belajar sampai tengah malam, ansos dari berbagai kegiatan hedon seperti nonton film, tv drama, baca majalah, dan lain-lain, akhirnya gw melewati tes IELTS minggu lalu, tepatnya sabtu lalu.

Bagaimana hasilnya? Puas? Tidak begitu. Kecewa? Cukup.

Perasaan gw sesaat setelah selesai ujian bukan perasaan plong, melainkan lebih ke arah kecewa, kecewa dengan diri sendiri, kecewa dengan finishing touch yang tidak total dan sempurna. Dibandingkan dengan usaha gw selama ini, momen belajar sendiri yang dapat dilakukan dengan fokus dan maksimal, sangat aneh kenapa gw malah sempat kosong saat menerima soal Reading dan Writing. Kehilangan percaya diri. Demam panggung berlebihan.

Dua hari ini gw sempet uring-uringan sama diri sendiri. Merasa seperti kol goreng yang busuk. Tidak bernilai. Hah. Berpikir negatif ke mana-mana. Menilai diri sendiri dengan kata-kata yang jelek. Sama sekali tidak ada penghargaan terhadap usaha sendiri.

Sampai akhirnya, gw kemarin ke gereja, dan diingatkan olehNya.

Tuhan, inilah hidupku
Kuserahkan padaMu
Segala cita-citaku, masa depanku
Menjadi milikMu

Gw sadar, gw sudah berusaha, oleh sebab itu tidak pantas gw menyalahkan diri sendiri. Evaluasi kesalahan telah gw lalui. Sekarang saatnya gw iklas dan berserah pada Tuhan untuk hasil yang terbaik. Kalau memang belum saatnya, artinya gw harus berjuang sekali lagi. :)

Tuesday, 20 November 2012

One More Week

Yah sebenarnya tidak satu minggu lagi sih. Tepatnya satu minggu tiga hari lagi.
Setelah mempersiapkan dari kira-kira dua bulan yang lalu, minggu depan, tepatnya sabtu gw bakal tes.

Usaha, gw udah usaha (belum) mati-matian untuk persiapan tes ini. Gw belum total ngelotok belajar per section setiap harinya. Masih terdapat beberapa yang belum gw kuasai poin-poin utamanya. Padahal tes tinggal beberapa hari, pekerjaan kantor (rasanya) akan semakin banyak, dan waktu untuk belajar yang tersisa di malam hari saja.

Deg-degan, sungguh. Harga tesnya mahal. Cukup menjebol saldo di rekening tabungan gw.

Setitik kecil di hati gw terus memotivasi gw untuk terus berusaha dan bersemangat untuk belajar. Terkadang ada suara-suara setan pesimis. Saat ini saja tangan gw sudah dingin memikirnya.

Nanti, hari sabtu, hanya beberapa menit setelah tes berakhir, gw pasti akan kangen dengan kondisi ini. Kondisi yang gw bentuk sendiri, berdasarkan pilihan gw sendiri. Selain kangen, yang gw harapkan akan gw rasakan adalah rasa puas dan berbangga diri dan berserah pada Tuhan akan hasilnya.

Godness, let me study harder to get higher score indeed.

Wednesday, 17 October 2012

Telur Mata Sapi ?

Hasil membaca acak di internet, saya menemukan statement ini:

"Kasihan si ayam, sudah susah-susah produksi telur, saat dioleh menjadi matang, yang terkenal malah si sapi (telur mata sapi)"

Sesungguhnya si ayam ini tidak jauh beda dengan posisi negara ini yang masih dalam level memproduksi barang mentah. Sedangkan yang menjadi si sapi adalah negara produsen barang jadi. Ide menjadikan telur menjadi telur mata sapi memang mahal bung.

Tuesday, 16 October 2012

Parlement of Australia and Indonesia

Mengunjungi salah satu gedung pemerintahan Australia di Canberra yakni Gedung Parlemen mungkin bukan hal yang prestisius. Namun, kesempatan tersebut menjadi berbeda karena ada pelajaran yang saya petik selama berkeliling serta mendengarkan Tour Guide bercerita tentang tata cara sidang dewan terhormat rakyat negeri kangguru.

Saya tidak menonton sidang parlemen mereka, hanya cukup duduk di kursi penonton sidang, mendengarkan Tour Guide bercerita. Berikut tiga poin utama yang bisa menjadi bahan renungan (atau tamparan?) bagi sistem kita.

1. Waktu
Terletak di dinding samping ruang terdapat timer berbentuk jam. Berfungsi sebagai penanda waktu bagi para anggota dewan untuk berbicara. Pada saat mereka menyampaikan pertanyaan, tanggapan, apapun itu yang merupakan pendapat, waktu di timer akan berjalan. Secara rigid, saya lupa jatah waktu berbicara untuk tiap pembicara, kalau tidak salah 1-3 menit. Apabila mereka telah melewati waktu tersebut, mic akan dimatikan oleh operator. Hal ini memaksa anggota untuk menyampaikan sesuatu secara lugas dan berisi.

2. Transparansi
Seluruh informasi, baik kegiatan maupun pembicaraan, yang terjadi sepanjang sidang dapat diketahui oleh rakyat Aussie baik melalui online maupun onboard. Terdapat bilik khusus untuk media internal parlemen yang mendokumentasikan setiap pembicaraan selama sidang. Selanjutnya berita acara sidang tersebut ditampilkan di website khusus sebagai media informasi. Sedangkan, untuk rakyat yang ingin secara langsung mengikuti jalannya sidang dapat menonton di lantai dua ruang sidang. Mengapa di lantai dua? Karena ini melambangkan posisi rakyat yang lebih tinggi dibandingkan anggota parlemen (ngeri kan!). Oia, untuk rakyat yang ingin menonton, namun membawa anak kecil (kemungkinan berisik dan dapat mengganggu jalannya rapat), terdapat bilik khusus kedap suara di lantai tiga.

3. The Best and The Smartest One
Hanya orang-orang terpilih yang benar-benar pintar yang dapat mewakili rakyatnya sebagai anggota parlemen di Aussie. Hanya mereka yang smart di bidang hukum, sosial, perencanaan wilayah dan kota, dan lain-lain, serta mempunyai keinginan khusus membangun negerinya sudah pasti terpilih. No space for dumb people.

Pernah mengikuti sidang di Senayan? Saya pernah. Kondisi riil yang terjadi jauh dari tiga poin tersebut. Tidak menghargai waktu, transparan, dan (selalu) berbobot.

Friday, 28 September 2012

Honesty

Ini perihal situasi genting, yang pada umumnya orang menggunakan "bohong" sebagai senjata ampuh untuk melewatinya dengan baik.

Jujur, saya bukan ahli di bidang tersebut. Bukan berarti saya selalu jujur 100%, namun saya lebih senang berada di posisi aman dan nyaman yakni zona abu-abu. Ambigu istilah kerennya.
Dengan berambigu, saya tidak berbohong, sekalipun saya tidak jujur. Semua informasi tergantung pemaknaan si penerima informasi. Bisa sesuai, bisa sangat tidak nyambung. Di ranah ini, saya termasuk si aktor yang mahir memainkannya.

Kali ini, bahkan hari ini, saya si ahli berambigu tidak memainkan peran tersebut. Bukan berarti saya bosan, melainkan saya hanya ingin jujur. Saya ingin menyampaikannya dengan sebenar-benarnya. Dengan sesungguh-sungguhnya. Biarkan si penerima informasi menerima sesuai dengan apa yang ingin saya sampaikan. Tanpa pemikiran lanjutan.

Saya sadar, saya duduk di posisi yang kurang benar, oleh sebab itu saya mengaku, dengan sejujur-jujurnya, terkait kesalahan saya.

Finalnya, pernyataan jujur saya diterima, dengan tenang dan nyaman olehnya.
Perasaan gundah gulana yang membebani leher dan punggung saya dari tadi pagi, terangkat sepersekian detik setelah ia berkata "oke" seraya tersenyum.

I am happy for it. For honesty which I choose easily.

Thursday, 20 September 2012

I am lucky, am I?

Saya selalu percaya bahwa setiap orang memiliki rejekinya masing-masing. Perihal berbeda waktu, berbeda sumber, berbeda jumlah, berbeda bentuk, bukan kita yang menentukan, namun Tuhan.
Beda rejeki, beda lagi dengan hoki, atau hoki termasuk dari rejeki? *apalah

Bayangkan! Gw dapet 3 hadiah dari 1 majalah ibukota tereksis saat ini dalam selang waktu 2-3 bulan.
Gw dapet novel, skincare merek paling yahud, dan terakhir parfum eksis *halah

Kemenangan gw disini bukan dikarenakan gw berdoa mati-matian setiap hari supaya menang kuis, memperbanyak amal ke orang miskin, apalagi sampai nyuap si majalah itu. Selama ini gw selalu iseng aja jawab pertanyaan, kemudian melupakan begitu saja, sampai tiba-tiba gw diinformasikan kalau gw si pemenang yang beruntung. Haha.

Yang gw harapkan, kalau-kalau jatah luck setiap orang sejumlah 100, luck gw saat semoga masih 80, karena gw masih membutuhkan luck di akhir tahun ini sampai pertengahan tahun depan. Luck yang besar :D

Tuesday, 11 September 2012

Already Two Weeks

Dua minggu sudah, tepat hari ini, gw kerja di tempat baru. Bukan di Kementerian lagi. Melainkan sebagai Regional Planner Assistant (termuda) di salah satu proyek PNPM-Mandiri Indonesia.

Langkah awal selalu berat, penuh kegalauan dan kebimbangan, rasa tidak pasti, dan lain sebagainya.

Namun, setelah dua minggu gw bekerja di sini, ilmu-ilmu planologi yang mulai melempem selama dua tahun ini mulai burst-out lagi. Selain itu, pekerjaan yang memang belum banyak, namun menarik (sementara ini), berhasil membuat gw bangun di pagi hari dengan semangat, dan tidur di malam hari dengan memikirkan rencana apa yang akan gw lakukan besok.

Tidak ada yang gw sesali dengan salah satu keputusan terbesar gw di tahun 2012.

Thursday, 30 August 2012

Sister's Story


Ini tentang kakak saya.
Kakak saya, perempuan, saat ini berusia 26 tahun. Usianya tiga tahun di atas saya.
September ini dia akan berulang tahun ke 27 tahun.
Bila dia seperti gadis pada umumnya, mungkin dia sudah akan menikah, belanja bareng dengan saya, bertukar gossip dan cerita pribadi. Namun, karena dia berbeda, semua itu dapat kami lakukan tidak dua arah, searah saja. Kakak saya, penderita down syndrome.

Dia tidak pandai berbicara. Kata per kata yang keluar dari mulutnya ada yang bermakna, ada pula yang tidak. Keduanya tidak jelas dilafalkan olehnya. Dia juga tidak pandai merangkai kata dalam berbicara. Dapat dikatakan irit.

Dia tidak sepenuhnya memahami maksud pembicaraan lawan bicara. Jangan pernah berbicara dengan kalimat panjang dan kompleks. Dia tidak paham. Dia hanya tahu kalimat-kalimat standar dan utama. Terutama ajakan dan suruhan yang familiar dan dia sukai. Makan, tidur, main ke luar, mandi, gosok gigi, bernyanyi. Pastikan berbicara saat dia fokus, jika tidak siap-siap saja didiamkan dalam durasi waktu yang tidak diketahui.

Dia periang dan pencari perhatian. Dia senang menyapa orang lewat, bermain dengan anak-anak, tertawa lepas dengan tamu.

Namun, dia sangat sensitif. Saya pernah membaca bahwa orang dengan down syndrome sangat sensitive apabila hatinya tersakiti. Pernah saya memarahinya, ia menangis. Menangis terus sampai terisak-isak parah. Sesalah-salahnya dia, tetap saja hati saya tidak nyaman melihatnya.

Dia pemakan segala, dengan porsi besar. Dia menyukai makanan manis seperti oreo yang dia lafalkan oeo. Namun dia membenci buah-buahan dengan aroma pekat seperti mangga, durian, dan sawo. Kecintaannya dengan oreo seringkali membuat masalah saat saya membawanya berbelanja ke supermarket. Bayangkan, banyak oreo dimasukkan dengan paksa ke troli belanjaan, yang mau tidak mau harus dibayarkan agar dia tidak sedih.

Dia tidak bisa mandi dan buang air dengan bersih sendirian. Pertolongan dari orang lain selalu dia harapkan. Acap kali dia meminta tolong ke saya untuk membersihkannya atau menyiapkan pakaiannya.

Dia berperan sebagai anak dan saudara perempuan setia yang sempurna. Dia menunggu saya, orang tua saya, adik saya, apabila ke luar dari rumah di pagi hari. Ia menunggu di dekat jendela, sampai sore hari tiba, ia akan terus bertanya ke orang rumah bilamana kami kembali. Hal ini yang memanggil hati saya untuk pertama kali menyapanya dan memeluknya sesampainya di rumah.

Seperti anak yang lainnya, dia membutuhkan perhatian akan eksistensinya, dari masing-masing kami. Bergabung dalam pembicaraan, tanpa suara, namun ikut tertawa. Menemani saat menonton, tidur di samping saya saat saya sedang menyetrika, menonton bersama, dan lain sebagainya.

Namanya Sylvia. Bagaimanapun, dia adalah kakak terbaik, tidak hanya bagian melainkan berkat bagi keluarga kami.

Me and My Sis

Friday, 24 August 2012

I am in love

I know, this one is another kind of my random post.
As simple as listening to Soulvibe - Biarlah (Hapuslah Cinta) also waiting to be picked up by him, I enjoy this feeling. When my heart pounds harder, gets wider. I am freak :D

Thursday, 9 August 2012

From Gov't Slave to Entrepeneur Story

Apa yang dua bulan sudah berjalan?
Franchise Semerbak Coffee di kantin kantor yang dikelola oleh saya dan teman saya.

Sejak tahun 2011, kami sudah berencana untuk melanjutkan usaha bisnis fashion kami terdahulu saat era-era kuliah. Rencana tersebut terus maju mundur sampai akhirnya di awal 2012 saya merasa tidak sanggup untuk mengurus ulang semuanya, dengan modal pengetahuan fashion yang relatif minim (sekalipun dengan mimpi yang besar), plus kegalauan menghadapi serangan pasar yang sangat kuat baik dari brand lokal maupun internasional. Saat itu, saya tergelitik untuk mempelajari lebih dalam mengenai konsep waralaba (Franchise) dengan modal  relatif kecil. Saya menemukan begitu banyak informasi mengenai Brand Lokal yang available di http://waralabaku.com/

Sebenarnya apa sih konsep waralaba itu?
Menurut waralabaku.com, waralaba adalah salah satu bentuk format bisnis dimana pihak pertama memberikan hak kepada pihak kedua untuk mendistribusikan barang/jasa dalam lingkup area geografis dan periode tertentu mempergunakan merek, logo, dan sistem operasi yang dimiliki dan dikembangkan oleh pihak pertama. Pemberian hak ini dituangkan dalam bentuk perjanjian waralaba.

Nah, di sini saya langsung berpikir bahwa konsep waralaba sangat cocok dengan kami yang masih awam akan bisnis. Pekerjaan pertama membangun suatu brand untuk pasar sudah dilakukan oleh pihak pertama, sedangkan kami memiliki PR untuk membangun dan memelihara sistem operasional pengelolaan gerai dan SDM-nya.

Setelah melewati diskusi berkali-kali dengan teman saya, akhirnya kami memutuskan untuk menjadi mitra SemerbakCoffee .

Beruntun kegalauan dan kebimbangan kami alami selama proses pra launching, launching pada 4 Juni 2012, sampai akhirnya bisnis ini sudah berjalan lebih dari dua bulan dan sebentar lagi libur puasa. Disini saya mau bercerita tentang sedikit beberapa hal penting yang sudah pasti menjadi pelajaran berharga bagi saya dan para awam yang ingin memulai bisnis franchise:

NIAT AWAL

Pastikan niat awal anda berbisnis tidak hanya untuk berinvestasi dan menciptakan uang sebanyak-banyaknya dalam waktu yang instan. Saya pernah membaca bahwa bisnis yang hanya bertujuan untuk menghasilkan uang relatif lebih cepat mengalami kemunduran. Disini saya menjadikan pembelajaran dasar bisnis dan kemampuan memberi kepada orang lain menjadi motivasi dasar usaha ini selain hanya untuk berinvestasi.

PERSIAPAN AWAL

1. Siapkan modal uang seperlunya dan keberanian sebanyak-banyaknya. Ribuan orang dengan tabungan jutaan rupiah di luar sana ingin punya usaha namun tidak jadi-jadi. Karena apa? Keberaniannya minim.
2. Tentukan jenis usaha Franchise yang ingin dikelola. Karena merupakan usaha awal, kalau bisa usaha tersebut sesuai dengan hobi atau kesukaan anda, atau sesuai dengan target market anda. Kebetulan saya coffee-addict, jadi saya pilih usaha kopi.
3. Tentukan lokasi usaha tersebut. Pilih lokasi yang target marketnya jelas dan sesuai dengan jenis usaha anda. Usahakan lokasinya dekat dengan lokasi seringnya anda beraktivitas. Hal ini mempermudah anda untuk melakukan pengawasan gerai sewaktu-waktu.
4. Hitung biaya franchise fee, biaya peralatan, biaya perlengkapan, dan biaya lain-lain. Exercise untuk kebutuhan bulanan. Dari sana tentukan harga jual produk anda. Mau mencari keuntungan yang besar merupakan hal yang lumrah, namun perhatikan pula daya beli target market anda, harga pesaing (kalau ada), serta harga rata-rata pada umumnya. Selain itu selalu ingat saat ini Smart buyer rela mengeluarkan sejumlah uang yang sesuai dengan kualitas produk yang dibeli. Memberikan harga yang relatif mahal bila dibarengi dengan kualitas mumpuni jelas masuk akal. Kalau yang terjadi sebaliknya, jangan ngarep usaha berjalan dengan baik.
5. Buatlah media promosi semenarik mungkin untuk mengajak calon pembeli ke gerai anda. Kalau bisa sediakan strategi promosi awal seperti beli dua gratis satu, diskon 50%, dan lain-lain. Sebarkan informasi tersebut ke teman-teman terdekat anda dengan cara elegan dan tidak annoying. Percaya deh, semakin anda memaksa dan memelas, semakin usaha anda kurang bernilai harganya. Anda pasti tidak mau usaha anda dikenal awalnya karena rasa belas kasihan kan? Tonjolkan poin-poin plus dari produk anda.
6. Carilah calon pegawai yang sesuai dengan karakteristik yang anda cari. Usahakan yang ramah kepada pembeli, cekatan, kooperatif, pembersih, dan jujur. Waktu yang dibutuhkan untuk mencari pegawai memang relatif lama,  namun tetap usahakan mencari pegawai terbaik untuk starting point, dan usahakan mereka tidak mengundurkan diri dalam 6 bulan ke depan.

PRA LAUNCHING

Testing by nearest people. Disini kami mengundang special guest which is our best friends to taste out and give some response about our product. Jangan pernah hanya menilai kualitas produk dari sudut pandang pemilik saja, karena nilai objektivitasnya relatif kurang. Kritik dan masukan dari mereka menjadi bahan pemikiran kami untuk memperbaiki kualitas produk sebelum benar-benar dipasarkan kepada target market.

ON PROGRESS

1. Pastikan karyawan memberikan pelayanan semaksimal mungkin kepada pembeli. Keramahan, waktu yang cepat dalam memperoleh produk, kualitas produk yang sesuai dengan standar, dll. saat pembeli adalah raja, maka hindari kemungkinan pembeli kecewa baik dengan kualitas produk maupun pelayanan.
2.  Lakukan pengawasan yang rinci baik untuk stok produk dan omset harian dengan detail. Hal ini mengurangi kemungkinan karyawan "nakal" kepada kita. Lakukan "inspeksi mendadak" pula untuk melihat pelayanan karyawan kepada pembeli.
3. Siapkan sistem pelaporan omset dan keuangan dengan baik dan detail. Setelah menyiapkan, susun laporan tersebut baik harian, mingguan, dan bulanan. Sama seperti kegiatan pekerjaan yang lain, laporan merupakan yang penting sebagai sumber data dalam mengevaluasi apa yang terjadi (baik kelebihan maupun kekurangan), serta menentukan tindak lanjut yang harus dilakukan kedepannya.
4. Perlakukan karyawan sebagai partner kerja, bukan sebagai bawahan. Memberikan kepercayaan penuh kepada karyawan merupakan wajib hukumnya dalam pengelolaan usaha di lapangan. Selain itu, berikan insentif seberagam mungkin supaya mereka merasa diperhatikan, dan semata-mata tidak hanya bekerja untuk gaji saja. Misalkan membawakan oleh-oleh saat kita ke luar kota, snack rapat, baju, dan lain-lain :)

NOTE FOR JOINT BUSSINESS

Usaha yang dilakukan berdua atau bertiga atau berempat atau berlima jelas merepotkan. Bagaimana tidak? Semakin banyak pikiran, ide, dan perijinan pengambilan keputusan memang memakan ekstra waktu dan tenaga. Namun, saat pembagian pekerjaan dilakukan dengan rigid, sesuai dengan potensi dan minat, serta "nyaris" seimbang, sudah pasti pekerjaan akan berjalan dengan lebih baik.
Selain pembagian pekerjaan yang baik, kepercayaan yang penuh kepada partner, saling memback-up saat dibutuhkan, merupakan tips lain. Niscaya, usaha tersebut dapat berjalan dengan baik :)

----

Sedikit cerita dari saya tentang poin-poin utama dari usaha Franchise Semerbak Coffee yang sedang kami jalankan. Semoga dapat memberikan informasi kepada kalian yang ingin memulai atau sedang menjalani usaha.


Sunday, 29 July 2012

When money (still) is the main interest of them


Saya termasuk orang yang suka memberi, baik barang milik sendiri maupun barang milik orang lain yang sudah tidak terpakai. Memberikan barang yang tidak dibutuhkan kepada orang membutuhkan menjadi tindakan umum yang sering saya lakukan. Tidak ada kerugian bagi saya, yang muncul malahan memberikan kebahagiaan kepada orang lain. Saya suka perasaan tersebut.

Bekerja di instansi pemerintah, menyelenggarakan satu rapat/workshop/seminar (you name it), seringkali terdapat sisa makanan yang bila tidak diambil oleh panitia acara (sudah dibayar pastinya), akan diambil oleh pihak hotel. Tidak tahu kemana akan diberikan bahkan dibuang begitu saja. Nah, disinilah saya biasanya mengambil snack tersebut untuk selanjutnya saya berikan kepada orang lain yang kesusahan. Sounds good hah?

Berkali-kali saya lakukan tindakan tersebut. Pengemis di jembatan busway, anak kecil yang menunggu di terminal, ibu-ibu pengemis di tangga masjid. Saya selalu senang bisa memberi, sekalipun benda tersebut bukan milik saya sendiri. Jawaban iya, saat saya tanyakan apa mau makanan. Senyuman dan kata-kata terimakasih atau alhamdullilah. Rona bahagia. Semua yang muncul membuat saya terenyuh sekaligus bahagia. Hal kecil yang mungkin sudah biasa bagi saya, menjadi sesuatu yang spesial bagi mereka. Tidak salah, saya ketagihan untuk melakukan lagi dan lagi dan lagi.

Sampai suatu hari, niat baik saya, ditolak. Sudah dua kali niat baik saya ditolak. Kali pertama oleh pengamen di Patas AC. Seusai dia bernyanyi (agak asal), saya berniat untuk memberikan satu kotak snack rapat. Kemudian, seraya saya memberikan kotak tersebut, gerakan tubuhnya langsung menolak pemberian saya. Oke, saya berpikir positif, mungkin dia sedang kenyang. Namun, saat saya perhatikan ada yang memberikan rokok, dia menerima begitu saja. Geeze.
Kali kedua saya ditolak, di kesempatan yang lain, kali ini oleh anak-anak penjual kacang oven, permen, apapun itu yang berharga Rp 2.000.  Sesaat dia berdiri di samping saya, dia menolaknya begitu saja sambil melengos. Kecewa jelas.

Salah satu kebutuhan primer manusia adalah pangan. Yang saya berikan adalah makanan. Kebutuhan primer manusia. Saat orang memiliki uang, pastinya uang tersebut akan dibelanjakan untuk membeli makanan juga. Penolakan-penolakan yang terjadi saat mereka benar-benar menolak makanan dan hanya menerima uang saja sesungguhnya agak menyedihkan.  Uang yang berfungsi sebagai alat penukar untuk selanjutnya membeli barang konsumsi, telah bergeser fungsi. Uang yang telah menjadi kebutuhan primer. Mungkin ini alasan mengapa istilah yang muncul adalah “mata duitan”. Begitu pula Jessie J sibuk dengan lagunya “it’s not about the money money money

Dipikir-pikir, yang menolak saya memang dari kalangan “pencari uang dengan bekerja”. Yah benar-benar mencari uang bukan makanan, minuman, baju, apalagi belas kasihan. Noted here, selanjutnya yang akan saya berikan makanan, apapun itu, the beggar one only.

Thursday, 19 July 2012

Siap Meninggalkan Zona Nyaman ?


Mengenai Zona Nyaman

Terpujilah wahai engkau Rene Suhardono, Career Coach yang sejak tahun 2011 kemarin sukses memberi wabah "working with passion" ke banyak pekerja Indonesia. Cukup sekali saya mengikuti sesi beliau sebagai pembicara, tedX 2011, doktrinnya sukses mengguncang pemikiran saya mengenai arti hidup, nilai dari bekerja, penghargaan terhadap diri sendiri, dan lain sebagainya.

Begitu banyak turunan pemikiran pasca "working with passion" melanda kelas pekerja. Saya tidak sebutkan satu per satu (untuk selengkapnya dapat membaca buku Rene CC). Yang ingin saya ceritakan di sini adalah tentang zona nyaman.

Sebelum saya membahas tentang zona nyaman versi saya, sesungguhnya apa pemahaman orang-orang di luar sana tentang zona nyaman? Comfort zone adalah wilayah pertumbuhan di mana kita sudah terbiasa melakukan aktivitas di dalamnya. Kebiasaan tersebut berkelanjutan menjadi perasaan tidak ingin bersusah payah mencari hal baru sebagai area self-improvement. Di sinilah masalah mulai muncul. Saat seseorang tidak (mau) berkembang baik secara nilai, kapasitas, dan kemampuan, kemandekan tersebut menjadikan seseorang hanya berada di tempat.
Rasa aman dan nyaman dalam comfort zone menciptakan keengganan serta ketakutan untuk maju, meningkatkan kemampuan.

Singkat kata, perihal zona nyaman, saat ini menjadi momok besar bagi saya.
Keinginan besar untuk semakin mengasah diri lebih dibandingkan kemampuan saat ini, terbentur dengan rasa aman dan nyaman serta mental keberanian yang acap kali melempem.

Sesadar-sadarnya saya, berada dalam zona nyaman ini jelas menghambat diri saya sendiri, untuk lebih maju, berkembang, dan tahu banyak. Saat ini yang saya butuhkan lebih banyak keberanian untuk bergeser, namun untuk kedepannya, lebih banyak konsistensi sampai hari yang direncanakan tiba.

:)


Wednesday, 18 July 2012

Mantan Terindah


Mengapa engkau waktu itu
Putuskan cintaku
Dan saat ini engkau selalu ingin bertemu
Dan memulai jalin cinta
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Mau dikatakan apa lagi
Kita tak akan pernah satu
Engkau di sana, aku di sini
Mesti hatiku memilihmu

Andai aku bisa
Ingin aku memelukmu lagi
Di hati ini hanya engkau mantan terindah
Yang selalu ku rindukan

Mau dikatakan apa lagi
Kita tak akan pernah satu
Engkau di sana, aku di sini
Mesti hatiku memilihmu

Engkau meminta padaku
Untuk mengatakan bila ku berubah
Jangan pernah kau ragukan
Engkau kan selalu di langkahku

Mau dikatakan apa lagi
Kita tak akan pernah satu
Engkau di sana, aku di sini
Mesti hatiku memilihmu

Engkau di sini, aku di sini
Mesti hatiku memilihmu
Yang tlah kau buat
Sungguhlah indah
Buat diriku susah lupa

Bukti konkrit, kepandaian Kahitna menyihir lagu dengan lirik dramatis ironis menjadi simfoni indah sekaligus menyayat hati.

Sunday, 17 June 2012

Wedding Phenomenon, these days


Bukan, ini bukan post galau, pundung, linglung, have nowhere to go. Ini juga bukan menyindir Fenomena (yes, I use word Phenomenon) yang sekarang ini sedang mushrooming di sekitar saya, dan mungkin perempuan usia 23 yang lainnya.

Well, awal bulan Juni ini, saya sudah mempersiapkan kehadiran (tepatnya dress dan sepatu) ke kondangan nikahan dua teman saya di awal Juli. Both of them, 24-25 years old, oke lah yah, sudah pacaran 3 tahun lebih, dua-duanya sudah bekerja, yah make sense lah. Suddenly gempuran wedding thingy muncul kembali kemarin saat saya ditelfon teman saya terkait undangan acara lamaran. Same age as mine then ! Dan kemudian semakin aneh saat tadi pagi saya mendapat wedding invitation untuk akhir minggu ini.

I don’t give any shit with ppl same age, or commonly just approximately age as I am, that dare enough getting married in this too productive age.

Saya ga galau pengen cepet2 nikah ngikutin tren yang beredar saat ini. Sejak awal saya sudah berprinsip *cailaaah, getting married on the right time, right place, with right people *yaiyalaaaah.  Then, how can I define the word “right”? Well, bisa-bisa berfluktuasi tergantung kondisi saya sendiri, yah maunya mapan secara finansial dan sudah merasa siap menjadi partner seumur hidup bagi dan untuk si pasangan tersebut. Namanya saja keinginan yah, kondisi pra pernikahan menjadi hal utama menurut saya. Where will I live, What will I eat, What will I wear, dan yang pasti saya ingin at least berada dalam kondisi financial yang sama dengan saat saya belum menikah. Ini bukan matre, ini realistis. When I have some doubts, 1% only, saya tidak akan mengambil resiko untuk menggantungkan hidup saya kepada orang tersebut. No way. Pernikahan hanya sekali seumur hidup, salah satu momen paling berharga, dan jelas saya tidak mau menyesali pernikahan. *lohjadicurhat

Lalu, dengan banyaknya kerabat di sekitar saya yang mulai menikah, yang kembali saya ingat adalah, this is the part of life, the era of life. After finishing study, then working, getting married, having baby, and so on and so on. Saya jelas tidak dapat menyangkal hal tersbut, karena itu adalah cycle of life yang sudah membudaya dari jaman batu, hehe.. Perihal kapan seseorang berpindah dari satu fase ke fase selanjutnya merupakan kesiapan serta kesanggupan masing-masing individu. 

Saya ga pernah menyalahkan kenapa sih orang-orang tersebut menikah muda, mengapa mereka seperti memajukan fase kehidupan mereka pada usia yang menurut saya belum saatnya. Toh, saya juga meyakini paham setiap orang memiliki private life masing-masing yang ga pantas dicampuri oleh orang lain.

In this part, I give much support and I truly appreciated their keberanian mereka untuk memasuki fase kehidupan selanjutnya, di usia yang masih muda. I wish them happily ever after.
Tidak ada yang tahu apa rencana Tuhan, dan memang mungkin rencanaNya seperti itu kepada si teman saya itu.

Dalam post ini, saya memblok pemikiran saya terkait alas an utama menikah muda karena desakan orang tua atau keluarga, Married Because Accident, dan menghalalkan hal yang haram jika belum menikah (you know lah). 

Monday, 11 June 2012

I want badly

I want
London (much more), Santorini, Tokyo and Kyoto, New York, and more money (of course)

Wednesday, 6 June 2012

Pilihlah Aku Jadi Kepala Daerahmu

Gemes-segemesnya melihat billboard, spanduk besar, flyer, apapun itu media promosi yang digunakan para nominasi "Kepala Daerah of The Era".
Saya bukan mengomentari potongan wajahnya yang terlalu diclose-up, senyuman palsunya, bahkan merek kacamatanya. Bukan, bukan itu.
Potongan wajahnya ganteng-ganteng dan cantik-cantik, layout media promosinya sudah oke, dan program yang diusung juga luar biasa (bohong kemungkinan realisasinya).

Sepintas tidak ada yang salah dengan program "Pendidikan Gratis, Kesehatan Gratis, Pembangunan Infrastruktur". Namun, telusuri terlebih dulu siapa sih yang berwenang merencanakan dan mengimplementasi program tersebut dengan anggarannya?

Pembagian kewenangan tugas di Indonesia terbagi melalui kegiatan Pemerintah Pusat melalui Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah melalui Dinas/ Badan-badan. Masing-masing subjek tersebut memiliki Anggaran masing-masing untuk dikelola (dibelanjakan) sebaik-baiknya sesuai dengan pembagian tugas dan kewenangan.

Kepala Daerah disini bertanggung jawab penuh dalam menghasilkan serta mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sedangkan Presiden sebagai Kepala Negara bertanggung jawab terhadap APBN-nya. Ibaratnya seorang Bapak (Presiden) mempunyai uang untuk melakukan pekerjaan si Bapak (APBN), sedangkan anak (Kepala Daerah) mempunyai uang dari pekerjaan si anak (APBD).

Disini yang menjadi pertanyaan, apakah sang anak berhak memamerkan pekerjaan ayahnya agar dia dipilih menjadi Kepala Daerah? Jelas tidak. Sudah jelas yang menjadi parameter perencanaan pekerjaan yang baik bukan berdasarkan capaian pekerjaan sang ayah, namun sang anak itu sendiri.

Bagaimana nantinya sang anak mengelola tanggung jawabnya  sendiri (APBD), malah mengapa tidak dipublish dan diberitahu kepada semua orang? Bukannya suuzon, malahan itu jelas menjadi pertanyaan besar, bagaimana inovasi serta kinerja utama yang dilakukan melalui tanggung jawabnya.
Malahan apa yang dilakukan oleh anak tersebut nantinya dengan tanggung jawabnya sendiri tersebut?

So, para nominator Kepala Daerah, sudah cukup kalian mengagungkan pekerjaan ayahmu itu, tunjukkan kepada kami apa yang dapat anda lakukan kedepannya! Jangan bodohi orang-orang di luar sana yang tidak bisa membedakan mana yang merupakan tanggung jawab ayahmu dan mana tanggung jawab dirimu!

Friday, 4 May 2012

Think? Then just Write it!


Kemarin malam saya cukup terenyuh membaca sepotong twit dari kakak kelas saya zaman kuliah, @udayusuf. Twit beliau yakni “banyak orang hebat di dunia ini. Akan tetapi hanya sedikit dari mereka yang mau dan bisa menulis, akibatnya? Mereka terlupakan”. Sesungguhnya, statement tersebut benar-benar menampar, mengiris, menyayat hati saya (this is too much i know, but in real, i was paralyzed for 5 seconds).

Kalau ada profesi penghayal, sudah dipastikan di bawah nama saya, akan ada kata Penghayal saat liputan saya diwawancara (hehe). Seringkali, saat saya ikut seminar (sebagai peserta tentunya), berdiskusi acak, membaca (koran seringan majalah), menonton dan mendengarkan berita (bukan infotainment), saya (selayaknya insan yang sok berusaha masih idealis namun tidak lugu) sering tiba-tiba melamun, berpikir kondisi nyata, flash back sejenak mengenai latar belakang masalah, dan mereka-reka solusi apa yang seharusnya diambil. Ironisnya seluruhnya hanya mengawang-awang di otak saya sendiri, tanpa tertumpahkan dalam suatu tulisan, apalagi tersampaikan ke orang lain. How come people know your idea when you dont tell them, at least write it. Boro-boro lah menjadi orang hebat apalagi diingat. Yang ada hanya menjadi orang tak dikenal.

Ada juga statement seseorang bahwa, semakin banyak yang membaca, seharusnya semakin banyak juga yang ditulis. Selain mempermudah untuk ingat kembali jika lupa sewaktu-waktu, sesungguhnya karya tulis tersebut akan menjadi bukti nyata pemikiran tersebut. Bukti konkrit yang mudah digunakan, kapanpun, dimanapun.

Well well, semoga bisa tetap konsisten menulis *seketika melihat post terakhir *damn, it almost months ago.

Tuesday, 20 March 2012

“I Envy You and You and You (as always)

“Babe, lo tau ga Davina bulan depan start kuliah di Groningen. Gila, satu tahun ga kerja tiba-tiba katanya dia udah kuliah aja dong di Groningen! Lo kapan nyusul babe?” Spontan cangkir kopi yang seharusnya sudah menyentuh bibir langsung saya letakkan di samping mouse laptop. YM dari Fani, sahabat saya sejak kuliah, langsung merusak total momen nyaman saat saya idle mengedit rubrik Fashion Spread edisi bulan depan. Bagaimana tidak merusak? Pikiran saya langsung berpikir jauh ke depan tentang impian saya, melanjutkan S2 di Negeri Menara Eiffel, membaca buku di taman terbuka yang nyaman, menikmati macaroon dan hot tea di kafe kecil, dan berkomunikasi dengan bahasanya yang menurut saya sangat seksi. Beruntungnya, Davina dengan IPK pas-pasan dengan kemampuan orang tua mendahului saya ke negara tetangganya. Hati saya sontak berdebar ga karuan.

Sesaat saat saya memalingkan kepala saya ke kanan, cubicle seberang sudah kosong dari minggu lalu. Mbak Joyce, partner akrab menggila dalam bekerja dan belanja, sudah pindah ke perusahaan lain. Berkat kecintaannya dengan bidang marketing dan keberaniannya untuk meninggalkan kenyamanan kerja di kantor ini, dia pindah ke perusahaan sebelah dan naik posisi sebagai Marketing Manager. Saat dia bercerita dengan hebohnya minggu lalu tentang rencana resign karena kenaikan jabatannya itu, saya jelas iri. Well, she deserves it, but I also deserve something like that too!

Lalu saya menghela nafas. This is it. This is what lots of girls out there feel when there are other girls have better life than her. ENVY.

Seperti banyak perempuan lainnya, saya juga sering membandingkan diri saya dengan orang lain, terutama orang yang lebih ini dan lebih itu dibandingkan saya. Ujung-ujungnya yah tidak jauh dari pemikiran iri. Kenapa saya tidak bisa seperti mereka, seharusnya saya bisa seperti mereka, dan paling baiknya kalau ada pemikiran, apa yang harus saya lakukan saat ini supaya saya bisa seperti mereka. Pertanyaannya adalah, bila rasa iri itu tidak memacu diri saya untuk bertindak lebih keras untuk mencapai apa yang bisa orang lakukan, bagaimana kalau yang terjadi malah sebaliknya?

Saya teringat teman-teman kuliah yang “biasa saja” selalu iri dengan salah satu teman kuliah saya yang sangat cantik. Kemudahan mendapatkan pacar yang ganteng dan kaya, tanpa usaha berat membuat teman-teman yang lain iri, bahkan sampai meremehkan kepribadiannya. Mungkin mereka tidak sadar, rasa iri berlebihan tersebut telah membuat mereka membenci kelebihan orang lain.

Oh iya, saya juga ingat saudara sepupu saya yang mindernya bukan main. Semua dimulai dari kebiasaan orang tuanya yang sering membanding-bandingkan prestasinya yang biasa dengan adiknya yang juara II Olimpiade Sains Internasional. Hasilnya? Efek terlalu iri dengan saudara itu, dia jadi pemalu untuk berbicara dengan orang lain, karena merasa tidak memiliki potensi diri. Miris.

Saya kemudian sadar, apa memang saya pantas iri dengan kelebihan orang lain? Apa kelebihannya itu harus saya miliki juga sama persis? Apakah track keberhasilannya memang sesuai dengan track yang saya inginkan? Atau malahan saya memaksakan diri untuk berpindah track hanya karena untuk menunjukkan eksistensi saya di track dia? Haaaaah….

Petuah mengatakan, inti dari hidup adalah bagaimana kita dapat menikmati, menghargai, bahkan mensyukuri apa yang dimiliki saat ini. The present is the outcome of the decision I made in past. The future is the outcome of the decision I make in present. Jangan sampai rasa iri membuat saya tidak mensyukuri apa yang saya miliki saat ini dan mengacaukan track masa depan saya.

Tuhan telah menciptakan rejeki setiap orang berbeda2, and we don’t know what, how, where, and when rejeki kita diberikan oleh Tuhan. Everybody has their own track. There’s no use of envy. It only disrupts your track. And none want to lose in their own track.

Apa gunanya saya iri dengan Davina yang lanjut s2 di Groningen, padahal jelas jurusannya beda dengan saya. Apalagi iri dengan kenaikan jabatan Mbak Joyce padahal jelas divisinya berbeda. Buang jauh-jauh rasa iri, fokus dengan tujuan sendiri, kerja keras dan iklas, serta bersyukur dengan apa yang Tuhan beri.

Getaran smartphone saya tiba-tiba membangunkan saya dari pemikiran mengawang-awang tersebut. Email masuk dari Sekretaris Redaksi “SECRET BIG NEWS! Salah satu hasil rapat internal barusan memastikan kamu ngedampingin Tante Vyna ngeliput Milan Fashion Week minggu depan. I ENVY YOU !” Saya hanya bisa tersenyum dan berkata dalam hati. “Jelas rejeki orang beda2. I am thankful for what I have now and I will have later”.

~ Artikel Free Speech yang awalnya saya kirimkan ke CLEO Indonesia, namun ditolak. Hiks :"(

Saturday, 17 March 2012

Kupang, NTT (12 - 15 March 2012)


Jangan berharap kali ini saya bercerita tentang kegiatan Konsultasi Regional Kementerian PU yang saya hadiri dan saya panitiai. Oke, memang alasan utama saya ke Kupang adalah mengurus acara Konsultasi Regional tersebut. Namun, tidak ada alasan, bagi seorang flashtraveler gadungan seperti saya tidak curi-curi kesempatan untuk menikmati sensasi Kota Kupang, kota karang Indonesia wilayah timur ini.

Kupang, sekalipun ibukota Nusa Tenggara Timur, namun belum seberkembang ibukota Nusa Tenggara tetangga (baca Mataram), apalagi Surabaya, Makassar, bahkan Bengkulu sekalipun. Seperti parameter acak dan unik tipe kota yang saya peroleh saat kuliah (kota yang sudah terdapat McD adalah kota maju, dan kota yang sudah terdapat KFC adalah kota berkembang), Kota Kupang sudah memiliki KFC walaupun baru satu :)

Perjalanan via udara dari Jakarta menuju Kupang menghabiskan waktu kira-kira 3,5 jam. Sesampainya di Bandara El Tari, well, tidak jauh berbeda dengan bandara kota kecil lainnya. Hanya ada satu tempat pengambilan bagasi saja, tidak melingkar pula. Lokasi El Tari cukup jauh dari pusat kota (20 menit, jangan bandingkan dengan waktu tempuh di Jakarta ya). Oia, selidik punya selidik, ternyata nama El Tari adalah nama Gubernur NTT yang pertama :)

Welcoming Me

Kontur Kota Kupang cukup bervariasi (tinggi dan rendah), namun tidak seekstrem Kota Manado. Oleh sebab itu, jalan propinsi maupun jalan kota agak naik-turun. Kondisi jalan (yang saya lewati) relatif mantap. Kendaraan pribadi (mobil dan motor) serta kendaraan umum cukup ramai di daerah-daerah utama, selainnya sepi. Lampu jalan masih jarang-jarang, jadi kalau berjalan di malam hari harus lebih waspada. Tekstur tanah Kota Kupang mayoritas adalah karang. Beruntung saya ke sana pada Maret, hijau rumput dan pohon terlihat dengan segar. Bila saya ke sana sekitar Oktober, sudah pasti saya hanya menemukan kegersangan Kupang dengan semak-semak coklat dan tanah karang.

Hanya ada satu mall di Kota Kupang, namanya Flobamora Mall (Flores Sumba Timor Alor). Pusat perbelanjaan terbesar ini berisi Ramayana, Robinson, beberapa ATM, toko-toko kecil yang menjual mainan, makanan, dll. Di tempat ini juga terdapat KFC yang ampun-ampun tidak profesional. Baris calon pembeli ditutup seenaknya, pesanan dirubah tanpa diberitahu, saya hampir satu jam mengantri hanya untuk membeli nasi, ayam, dan mocca float.

Mall Flobamora

Yang sangat menarik perhatian saya terkait transportasi, tidak lain tidak bukan, BEMO-nya (sebutan untuk Angkot di Kupang). Berawal dari iseng, saya menaiki bemo yang tampakan luarnya adalah cat berwarna-warni. Penanda rute bemo bisa dilihat dari nomer si bemo yang berdiri tegak di atas atap bemo (bayangkan lampu taksi bluebird, namun dalam bentuk angka saja). Sebutan rute bemo disebut lampu (haha). Misalkan, kalau di Bekasi naik nomer 19, di sana sebutannya mau naik lampu 19. Hehehe. Selain itu, yang paling menarik dari bemonya, adalah sound system yang ajib! Saya duduk di atas sound system yang memainkan lagu-lagu house music dan dugem terbaru. Saya kaget dengan lagu yang dipasang adalah Papa Americano. It's way too fast for them (hehe). Suaranya menggelegar, buktinya kaca tampak belakang bergetar! Selain itu, jendela mobil ditempel seluruhnya dengan stiker warna warni. Heboh bener deh. Uniknya disini, semakin heboh si bemo, semakin banyak yang mau naik (hahaha). Ongkos naik bemo jauh dekat Rp 2.000, kalau masih muda Rp 1.000 saja. Oia, seluruh bemo ada kondekturnya yang bergelantung di pinggir pintu. Sebutannya konjak. Jadi, kalau mau membayar, bayarnya ke si konjak itu. Selain bemo, ada juga taksi dengan mobil avanza/xenia/innova dengan tarif Rp 50.000 per satu lokasi !

tampakan kaca bemo

tampakan depan

soundsystem yang menggelegar

tampakan supir dan xenia taksi yang saya tumpangi

Makanan? Target utama saya Sei Babi! Sei adalah daging asap yang dipanggang. Sei Babi di Kupang sangat terkenal kelezatannya. Sumber daging babi tersebut dari Kabupaten Baun. Hasil nanya-nanya ke orang lokal, katanya Sei Babi paling enak ada di Resto Bambu Kuning dan Toko Oleh-oleh Sudi Mampir. Sadisnya, saya sudah berangkat dari jam 12.00 ke Resto Bambu Kuning, all sold out! Katanya harus pesan satu hari sebelumnya. Malesinnya, saya masih lihat berkilo-kilo babi sedang diasap. Akhirnya saya ke Sudi Mampir untuk membelinya. Harganya Rp 110.000 untuk 1 kg. Selain sei babi, saya tidak menemukan makanan yang enak di sana (sorry to say this). Makanan olahan daging maupun ayam relatif keras dan sangat manis.

makanan asli Kupang yang so so rasanya

Bahasa lokal Kupang lumayan kocak. Intonasi di akhir kalimat cenderung menaik. Mereka juga seringkali menambahkan kata "toh/to" di akhir kalimat, hampir sama dengan logat Jawa. Bedanya Jawa dengan intonasi turun, Kupang dengan intonasi naik. Saya iseng-iseng menggunakan logat Kupang, disebut gagal karena terlalu batak (haha). Selain itu, kata yang masih saya ingat, kitong untuk kita, mo untuk mau, nyong untuk kamu, nona untuk panggilan ke perempuan, hanya itu (hehe).

Spot pariwisata yang saya kunjungi hanya dua. Pantai Pasir Panjang yang kurang menarik dan Patung Ina Boi. Pantai Pasir Panjang terkesan biasa saja di mata saya. Mungkin karena saya singgah pukul 13.00 WITA (bukan saat sunrise maupun sunset), tidak ada momen spesial yang saya temukan. Kondisi pantai yang sedang kotor, banyak ranting berserakan, semakin mendorong saya untuk segera mungkin meninggalkan pantai. Patung Ina Boi adalah patung nona Rote yang sedang bermain sasando (FYI sasando adalah alat musik tradisional NTT). Sesungguhnya NTT adalah propinsi yang menyimpan banyak lokasi pariwisata, seperti Pulau Komodo, Danau Tiga Warna Kelimutu di Kabupaten Ende, Perburuan Paus Tradisional di Kabupaten Lembata, Pasola di Pulau Sumba. Namun untuk mencapai lokasi tersebut, wisatawan harus merogoh kocek lebih dalam, karena lokasi tersebut ada di Kabupaten/Kota/Pulau lain yang perlu ditempuh dengan pesawat atau kapal laut.

patung Ina Boi


Pantai Pasir Panjang yang kurang menarik (saat itu)

Well, kalau ditanya mau kembali lagi ke Kota Kupang? Saya lebih pilih menitip Sei Babi ke teman yang berkunjung ke Kota Kupang :D

Friday, 16 March 2012

Ride-Sharing, I am part of them (1)

gambar diambil dari sini

Dimana ada permintaan, selalu ada penawaran. Prinsip ini berlaku tidak hanya dalam penyediaan barang, namun juga jasa. Dengan tingginya permintaan, kondisi kurangnya barang dan jasa yang ada, serta tingkat kreativitas masyarakat yang tinggi, menciptakan ide penyediaan barang dan jasa yang (mungkin) ilegal namun juga dibutuhkan. Kembali lagi ke prinsip awal, saat penyediaan barang dan jasa yang ada benar-benar dibutuhkan, konsumen tidak akan berpikir lagi tentang kelegalan barang dan jasa.

Kali ini saya mau bercerita tentang fenomena ride-sharing dengan bahasa kampung omprengan. Omprengan merupakan kendaraan pribadi (mobil) yang digunakan sebagai kendaraan umum, pada waktu tertentu, di waktu tertentu. Saya sangat yakin yang nasibnya seranah dengan saya (tinggal di daerah BoDeTaBek (commuter)) sudah familiar dengan moda transportasi ini.

Pengendara mobil, yang melakukan pergerakan rutin dari luar Jakarta ke dalam Jakarta, dengan mobil tipe High Occupancy Vehicle (HOV) membuka peluang bagi masyarakat umum untuk menumpang sampai di tempat tertentu dengan tarif yang ditentukan oleh pengemudi (Rp 10.000-Rp15.000). Jam operasional omprengan biasanya dari jam 6 pagi sampai 8 pagi (waktu berangkat kantor) dan jam 5 sore - 8 malam (waktu pulang kantor), dengan tempat awal dan tempat pemberhentian di daerah ramai, misalkan di dekat pintu tol masuk Jakarta di Bekasi dan Jatibening. Di tempat tersebut sudah ada 5-10 mobil yang mengantri untuk mengisi penumpang. Dalam satu mobil, jumlah penumpang 11 orang dengan 1 supir, dengan total 12 orang. Jurusan yang dipilih pada umumnya juga adalah titik-titik ramai di sekitar kawasan perkantoran di Jakarta, seperti Ratu Plaza untuk wilayah Sudirman, di samping Bulog untuk wilayah Kuningan dan sebagainya. Dalam perjalanan menuju tempat terakhir, penumpang juga dapat turun di titik yang dikehendaki (sama seperti kopaja/metromini/angkot).

Pengemudi pada umumnya adalah pekerja kantoran yang membawa kendaraan HOV dengan kondisi kendaraan baik sampai buruk, mengemudi sendirian, dan menyadari peluang keuntungan. Dengan pemikiran ala padang, yang berpikir untuk mencari keuntungan setinggi-tingginya (hehe), mereka melihat peluang untuk menyewakan kursi penumpang ke orang kantoran atau kuliahan yang berkeinginan untuk melakukan pergerakan ke lokasi yang searah, pada waktu yang bersamaan. Selain itu ada juga pengemudi yang sengaja menggunakan kendaraannya untuk "ngompreng".

Dengan memberikan tumpangan berbayar ke masyarakat umum, pengemudi jelas untung, karena selain dapat pergi ke kantor, uang bensin dengan atau tanpa uang tol terbayarkan, lolos dari ruas three in one, plus dapat uang lebih dari ongkos jalan. Jelas untung bukan?

Tidak hanya pengemudi yang diuntungkan, pada kasus ride-sharing ini, penumpang juga diuntungkan. Mengapa saya berkata demikian?

Berdasarkan hasil penelitian BPS, jumlah penduduk Jakarta di siang hari dua kali lipat lebih besar dibandingkan jumlah penduduk di malam hari. Commuter memiliki peran besar dalam menggendutkan jumlah penduduk di siang hari dengan instan. Telah disadari, Jakarta, kota serba ada, kota hiburan, kota perdagangan, kota jasa, kota pariwisata, dan segalanya merupakan gula kehidupan masyarakat Jakarta dan daerah penyangga di sekitarnya. Kapasitas kendaraan umum yang tersedia mulai dari patas AC dan non AC yang tidak sebanding dengan jumlah penumpang, kenyamanan yang buruk, serta preferensi masyarakat untuk mengendarai kendaraan pribadi jelas menyebabkan kemacetan luar biasa dari luar Jakarta menuju Jakarta pada waktu-waktu peak hours (jam berangkat kantor dan pulang kantor).

Disinilah omprengan memberikan jawaban praktis bagi commuter untuk mendapatkan kendaraan “umum” yang nyaman, aman, dan relatif murah. Orang tinggal masuk ke mobil, mengumpulkan uang, bayar, tidur, dan bangun saat di dekat tempat perhentian. Dengan adanya omprengan, commuter tidak perlu berdiri menunggu patas yang tidak kunjung datang, berteman dengan asap kendaraan bermotor, apesnya dapat berdiri sepanjang perjalanan selama 1-2 jam. Di sinilah saya bilang, hubungan yang terjadi antara penumpang dengan pengemudi omprengan adalah simbiosis mutualisme.

Namun, kadangkala yang dianggap baik belum tentu benar.

(bersambung)

Monday, 5 March 2012

Sharing Doesnt Mean Reducing

pic from here

Dalam perjalanan menuju ke kantor, driver saya menceritakan sesuatu yang cukup menyentuh.

These days, people tend to keep knowledge by themselves in order to be the best advance one. Membagi ilmu seolah-olah akan mengurangi kevalidan kemampuan seseorang dengan secara tidak langsung membuat orang lain bisa menjadi lebih pintar dibandingkan dirinya sendiri. Ketakutan itu menyebabkan orang pada umumnya hanya memberikan ilmu tidak secara penuh 100%, hanya 50% bahkan paling mentok 80%. Itu baru turun ke orang kedua. Coba bayangkan bila ilmu tersebut sudah turun sampai ke orang ke-sepuluh. Seberapa dangkal ilmu si penerima informasi dibandingkan ilmu secara penuh dari sang ekspert yang pertama.

Saya sadari, memang pernyataan tersebut benar adanya. Saya mempunyai beberapa teman yang pintar dan kalau boleh menggunakan istilah “pelit ilmu”, mereka tidak mau membagi ilmunya ke orang lain, bahkan kepada saya yang sudah bertanya berkali-kali. Seperti keeping those only for me. That makes me different and better than another. Terkadang pula bahkan, saya melakukan hal tersebut. Saat ada teman yang bertanya, dengan excuse gak mood, agak males sama orangnya, dll. saya terkadang hanya menjawab sengenanya saja bahkan terkadang pura-pura ga tahu (bad me).

Ada kemungkinan ini dikarenakan budaya oportunis yang semakin menjamur di era saat ini. Dengan mengkeep pengetahuan tersebut di dirinya sendiri, seseorang berasa paling jagoan karena yang pertama tahu dan (terkesan) paling tahu.

Saya pernah membaca suatu kali bahwa saat orang mengajarkan ilmu orang lain, maka ilmu yang diajarkan tersebut akan dua kali lebih diingat oleh pengajar (mungkin efek cara pengajaran visual dan audio sekaligus). Selain itu, ilmu itu seperti cangkir, perlu dialirkan bila sudah penuh, agar cangkir tersebut bisa diisi lagi. Bila saja, orang-orang di luar sana (begitu pula saya) tahu dan sadar akan efek sharing ilmu tersebut, sudah pasti semua orang akan mendapat informasi yang utuh dan informasi yang baru J

Tuesday, 28 February 2012

Nothing Last Forever

Kata orang2 bijak di luar sana, segala sesuatu bersifat seimbang.
Dengan adanya hitam, ada pula putih.
Ada lembut, ada kasar.
Ada perjumpaan ada perpisahan.
Seperti hubungan antara yin dan yang, segala sesuatu ada untuk melengkapi yang lain.

Kali ini saya bercerita tentang apa yang saya rasakan sekarang.

Waktu terus berlari, orang bertindak, hidup terus berjalan.
Bersamaan dengan itu semuanya, seseorang, sebagai bagian dari kehidupan, terus berkembang, terutama pikiran.
Efeknya, pemikiran, perbuatan, dan perkataan akan berubah perlahan bersamaan dengan proses adaptasi dengan kondisi lingkungan sekitar, maupun pemikiran hal tercocok untuk diri sendiri.

Tidak ada yang salah dengan hal itu, tidak ada juga yang bilang itu benar, atau baik.

Yang saya tekankan disini adalah perubahan bukan hanya dirasakan oleh orang itu, namun juga lingkungan di sekitarnya.

Saya merasakan hal itu. Seraya berjalan dengan tambahan waktu, saya menjadi orang yang berubah, juga berada di lingkungan orang yang berubah.

Terasa agak aneh (pada awalnya).
Namun, saat dirasa memang tidak ada yang valid untuk selamanya, dan perubahan itu menuju kebaikan, dan memang itu alamiah, saya hanya bisa menerima dan berpikir itu baik adanya.

Monday, 23 January 2012

Happy Lunar Year


pic from here

"Gong Xi Fa Cai
may this year full of prosperity and luck"

Thursday, 5 January 2012

Half-heartedness

Link
pic from here

"I won't forgive half-heartedness"

~from Nodame Contabile film