— Audrey Hepburn
Thursday, 20 December 2012
Menjelang akhir tahun
Yang pasti, harus selalu gw inget setiap hari :
untuk selalu fokus mengerjakan setiap pekerjaan dan total.
Monday, 17 December 2012
When the result comes
a. Listening Section
Jangan malu untuk mencatat kalimat panjang yang menurut kamu penting. Pada umumnya, orang hanya mencatat poin-poin dalam listening panjang, namun ini jelas memaksa kamu berpikir keras untuk mengartikan Bahasa Indonesia sekaligus memahami makna dari kalimat tersebut terlebih dahulu. Dengan menulis seluruh kata di kalimat, kamu hanya perlu mendengar dan menulisnya saja tanpa berpikir keras. Waktu 10 menit di akhir section listening bisa kamu gunakan untuk membaca ulang catatan tadi. Hal tersebut memastikan kamu lebih mudah berpikir kan? J
b. Reading Section
- Perbanyak latihan dengan topik yang sangat beragam, karena kamu tidak akan tahu jackpot apa yang akan kamu temukan pada saat tes. Pada umumnya seseorang akan familiar dengan vocabulary yang sesuai dengan bidang pekerjaan, hobi, atau kegemarannya. Untuk mengantisipasi kesulitan vocabulary asing yang mungkin muncul di salah satu topik, akan lebih baik bila setidaknya kamu pernah membaca topik yang tidak umum untuk kamu. Saat gw tes, kekagetan terbesar pada saat gw dihadapkan dengan topik art dan medical dengan kata-kata sulit :D. Syukurnya gw pernah membaca topik sejenis saat latihan (walaupun sempet desperado 3 menit).
- Yes/No/Not Given Question. Semua orang, dengan yakin gw katakan seperti itu, pasti sering terjebak dengan pertanyaan ini. Gw juga sampai sekarang masih kesulitan dengan pertanyaan tersebut. Namun, yang paling penting diingat adalah untuk menjawab pertanyaan ini JANGAN GUNAKAN INSTING/ PERKIRAAN/ ASUMSI PRIBADI dari statement yang ada. Gw pakai contoh : “Saya suka warna biru”, apabila kalimat yang ditanyakan “Saya suka makan rainbow cake”, sudah jelas jawabannya NG, karena rainbow cake tidak sepadan dengan warna biru. Sedangkan bila kalimat yang ditanyakan “Saya suka warna orange”, maka jawaban yang tepat adalah No.
c. Writing Section
- Jangan pernah berpikir bahwa untuk part 1 kamu pasti akan mendapat line graph. Ada banyak jenis data seperti bar graph, pie chart, table, process, yang kesemuanya harus dipahami poin-poin membaca datanya. Setiap chart mempunyai karakter membaca data masing-masing, dengan vocabulary masing-masing. Oleh sebab itu, pastikan kamu hafal dan tahu dengan tepat cara menggunakan important words tersebut. Skill umum yang harus bisa terapkan adalah membandingkan dan menunjukkan poin penting dari suatu data.
- Untuk Part 2, pastikan pastikan pastikan kamu paham dengan pertanyaan yang dimaksud dan jawab seluruh pertanyaan yang ada dengan seimbang baik dari perkiraan jumlah kalimat, maupun kontennya. Gunakan kata yang beragam (bisa dari verb kamu jadikan noun, vice versa), tenses yang beragam, tenses yang beragam dan pastikan gunakan complex sentence untuk menunjukkan kemahiran menggunakan grammar. Selain itu, selalu gunakan kunci PRE di masing-masing paragraph, yakni Point lalu disertai Reason dan Example untuk mempermudah pengembangan ide serta penstrukturan kalimat.
d. Speaking Section
- Karena Part 1 adalah part termudah dan pertama, jangan sia-siakan part ini dengan memberikan first impression yang buruk. Pertanyaan yang ditanyakan merupakan format umum, jadi pastikan kamu bisa menjawab pertanyaan dasar dengan baik
- Part 2 merupakan monolog selama 2 menit, setelah diberikan waktu 1 menit untuk berpikir (dan mencatat kalau mau). Dua menit jelas waktu yang sangaaaat lama untuk berbicara sendiri, namun ini dapat diakali dengan melebai-lebaikan pembicaraan dengan memberikan hal-hal detail dari masing-masing pertanyaan. Selain itu, jangan lupa untuk menjawab pertanyaan terakhir (pada umumnya diawali How atau Why) dengan porsi waktu paling lama di antara yang lain (kira-kira 20-30 detik), karena jawaban ini bernilai tinggi
- Di Part 3, pastikan kamu memberikan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan, oleh sebab itu pahami benar-benar pertanyaan sebelum memberikan jawaban. Selain itu, sama seperti cara di Writing, berikan reason atau example dari point yang kamu berikan. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, yang terpenting adalah kamu memberikan jawaban dengan jelas dan terstruktur dengan baik.
- Jangan sok-sokan berbicara dengan British or American or Australian moreover Singlish accent, because believe me, it’s not what examiner find about. Yang dinilai adalah kejelasan pronoun setiap kata.
- Selipkan beberapa advance word dengan tepat di jawaban kamu. Ini merupakan nilai plus bagi examiner J
Monday, 3 December 2012
Three Days After
Bagaimana hasilnya? Puas? Tidak begitu. Kecewa? Cukup.
Perasaan gw sesaat setelah selesai ujian bukan perasaan plong, melainkan lebih ke arah kecewa, kecewa dengan diri sendiri, kecewa dengan finishing touch yang tidak total dan sempurna. Dibandingkan dengan usaha gw selama ini, momen belajar sendiri yang dapat dilakukan dengan fokus dan maksimal, sangat aneh kenapa gw malah sempat kosong saat menerima soal Reading dan Writing. Kehilangan percaya diri. Demam panggung berlebihan.
Dua hari ini gw sempet uring-uringan sama diri sendiri. Merasa seperti kol goreng yang busuk. Tidak bernilai. Hah. Berpikir negatif ke mana-mana. Menilai diri sendiri dengan kata-kata yang jelek. Sama sekali tidak ada penghargaan terhadap usaha sendiri.
Sampai akhirnya, gw kemarin ke gereja, dan diingatkan olehNya.
Tuhan, inilah hidupku
Kuserahkan padaMu
Segala cita-citaku, masa depanku
Menjadi milikMu
Gw sadar, gw sudah berusaha, oleh sebab itu tidak pantas gw menyalahkan diri sendiri. Evaluasi kesalahan telah gw lalui. Sekarang saatnya gw iklas dan berserah pada Tuhan untuk hasil yang terbaik. Kalau memang belum saatnya, artinya gw harus berjuang sekali lagi. :)
Tuesday, 20 November 2012
One More Week
Setelah mempersiapkan dari kira-kira dua bulan yang lalu, minggu depan, tepatnya sabtu gw bakal tes.
Usaha, gw udah usaha (belum) mati-matian untuk persiapan tes ini. Gw belum total ngelotok belajar per section setiap harinya. Masih terdapat beberapa yang belum gw kuasai poin-poin utamanya. Padahal tes tinggal beberapa hari, pekerjaan kantor (rasanya) akan semakin banyak, dan waktu untuk belajar yang tersisa di malam hari saja.
Deg-degan, sungguh. Harga tesnya mahal. Cukup menjebol saldo di rekening tabungan gw.
Setitik kecil di hati gw terus memotivasi gw untuk terus berusaha dan bersemangat untuk belajar. Terkadang ada suara-suara setan pesimis. Saat ini saja tangan gw sudah dingin memikirnya.
Nanti, hari sabtu, hanya beberapa menit setelah tes berakhir, gw pasti akan kangen dengan kondisi ini. Kondisi yang gw bentuk sendiri, berdasarkan pilihan gw sendiri. Selain kangen, yang gw harapkan akan gw rasakan adalah rasa puas dan berbangga diri dan berserah pada Tuhan akan hasilnya.
Godness, let me study harder to get higher score indeed.
Wednesday, 17 October 2012
Telur Mata Sapi ?
"Kasihan si ayam, sudah susah-susah produksi telur, saat dioleh menjadi matang, yang terkenal malah si sapi (telur mata sapi)"
Sesungguhnya si ayam ini tidak jauh beda dengan posisi negara ini yang masih dalam level memproduksi barang mentah. Sedangkan yang menjadi si sapi adalah negara produsen barang jadi. Ide menjadikan telur menjadi telur mata sapi memang mahal bung.
Tuesday, 16 October 2012
Parlement of Australia and Indonesia
Saya tidak menonton sidang parlemen mereka, hanya cukup duduk di kursi penonton sidang, mendengarkan Tour Guide bercerita. Berikut tiga poin utama yang bisa menjadi bahan renungan (atau tamparan?) bagi sistem kita.
1. Waktu
Terletak di dinding samping ruang terdapat timer berbentuk jam. Berfungsi sebagai penanda waktu bagi para anggota dewan untuk berbicara. Pada saat mereka menyampaikan pertanyaan, tanggapan, apapun itu yang merupakan pendapat, waktu di timer akan berjalan. Secara rigid, saya lupa jatah waktu berbicara untuk tiap pembicara, kalau tidak salah 1-3 menit. Apabila mereka telah melewati waktu tersebut, mic akan dimatikan oleh operator. Hal ini memaksa anggota untuk menyampaikan sesuatu secara lugas dan berisi.
2. Transparansi
Seluruh informasi, baik kegiatan maupun pembicaraan, yang terjadi sepanjang sidang dapat diketahui oleh rakyat Aussie baik melalui online maupun onboard. Terdapat bilik khusus untuk media internal parlemen yang mendokumentasikan setiap pembicaraan selama sidang. Selanjutnya berita acara sidang tersebut ditampilkan di website khusus sebagai media informasi. Sedangkan, untuk rakyat yang ingin secara langsung mengikuti jalannya sidang dapat menonton di lantai dua ruang sidang. Mengapa di lantai dua? Karena ini melambangkan posisi rakyat yang lebih tinggi dibandingkan anggota parlemen (ngeri kan!). Oia, untuk rakyat yang ingin menonton, namun membawa anak kecil (kemungkinan berisik dan dapat mengganggu jalannya rapat), terdapat bilik khusus kedap suara di lantai tiga.
3. The Best and The Smartest One
Hanya orang-orang terpilih yang benar-benar pintar yang dapat mewakili rakyatnya sebagai anggota parlemen di Aussie. Hanya mereka yang smart di bidang hukum, sosial, perencanaan wilayah dan kota, dan lain-lain, serta mempunyai keinginan khusus membangun negerinya sudah pasti terpilih. No space for dumb people.
Pernah mengikuti sidang di Senayan? Saya pernah. Kondisi riil yang terjadi jauh dari tiga poin tersebut. Tidak menghargai waktu, transparan, dan (selalu) berbobot.
Friday, 28 September 2012
Honesty
Jujur, saya bukan ahli di bidang tersebut. Bukan berarti saya selalu jujur 100%, namun saya lebih senang berada di posisi aman dan nyaman yakni zona abu-abu. Ambigu istilah kerennya.
Dengan berambigu, saya tidak berbohong, sekalipun saya tidak jujur. Semua informasi tergantung pemaknaan si penerima informasi. Bisa sesuai, bisa sangat tidak nyambung. Di ranah ini, saya termasuk si aktor yang mahir memainkannya.
Kali ini, bahkan hari ini, saya si ahli berambigu tidak memainkan peran tersebut. Bukan berarti saya bosan, melainkan saya hanya ingin jujur. Saya ingin menyampaikannya dengan sebenar-benarnya. Dengan sesungguh-sungguhnya. Biarkan si penerima informasi menerima sesuai dengan apa yang ingin saya sampaikan. Tanpa pemikiran lanjutan.
Saya sadar, saya duduk di posisi yang kurang benar, oleh sebab itu saya mengaku, dengan sejujur-jujurnya, terkait kesalahan saya.
Finalnya, pernyataan jujur saya diterima, dengan tenang dan nyaman olehnya.
Perasaan gundah gulana yang membebani leher dan punggung saya dari tadi pagi, terangkat sepersekian detik setelah ia berkata "oke" seraya tersenyum.
I am happy for it. For honesty which I choose easily.
Thursday, 20 September 2012
I am lucky, am I?
Beda rejeki, beda lagi dengan hoki, atau hoki termasuk dari rejeki? *apalah
Bayangkan! Gw dapet 3 hadiah dari 1 majalah ibukota tereksis saat ini dalam selang waktu 2-3 bulan.
Gw dapet novel, skincare merek paling yahud, dan terakhir parfum eksis *halah
Kemenangan gw disini bukan dikarenakan gw berdoa mati-matian setiap hari supaya menang kuis, memperbanyak amal ke orang miskin, apalagi sampai nyuap si majalah itu. Selama ini gw selalu iseng aja jawab pertanyaan, kemudian melupakan begitu saja, sampai tiba-tiba gw diinformasikan kalau gw si pemenang yang beruntung. Haha.
Yang gw harapkan, kalau-kalau jatah luck setiap orang sejumlah 100, luck gw saat semoga masih 80, karena gw masih membutuhkan luck di akhir tahun ini sampai pertengahan tahun depan. Luck yang besar :D
Tuesday, 11 September 2012
Already Two Weeks
Langkah awal selalu berat, penuh kegalauan dan kebimbangan, rasa tidak pasti, dan lain sebagainya.
Namun, setelah dua minggu gw bekerja di sini, ilmu-ilmu planologi yang mulai melempem selama dua tahun ini mulai burst-out lagi. Selain itu, pekerjaan yang memang belum banyak, namun menarik (sementara ini), berhasil membuat gw bangun di pagi hari dengan semangat, dan tidur di malam hari dengan memikirkan rencana apa yang akan gw lakukan besok.
Tidak ada yang gw sesali dengan salah satu keputusan terbesar gw di tahun 2012.
Thursday, 30 August 2012
Sister's Story
Friday, 24 August 2012
I am in love
As simple as listening to Soulvibe - Biarlah (Hapuslah Cinta) also waiting to be picked up by him, I enjoy this feeling. When my heart pounds harder, gets wider. I am freak :D
Thursday, 9 August 2012
From Gov't Slave to Entrepeneur Story
Franchise Semerbak Coffee di kantin kantor yang dikelola oleh saya dan teman saya.
Sejak tahun 2011, kami sudah berencana untuk melanjutkan usaha bisnis fashion kami terdahulu saat era-era kuliah. Rencana tersebut terus maju mundur sampai akhirnya di awal 2012 saya merasa tidak sanggup untuk mengurus ulang semuanya, dengan modal pengetahuan fashion yang relatif minim (sekalipun dengan mimpi yang besar), plus kegalauan menghadapi serangan pasar yang sangat kuat baik dari brand lokal maupun internasional. Saat itu, saya tergelitik untuk mempelajari lebih dalam mengenai konsep waralaba (Franchise) dengan modal relatif kecil. Saya menemukan begitu banyak informasi mengenai Brand Lokal yang available di http://waralabaku.com/
Sebenarnya apa sih konsep waralaba itu?
Menurut waralabaku.com, waralaba adalah salah satu bentuk format bisnis dimana pihak pertama memberikan hak kepada pihak kedua untuk mendistribusikan barang/jasa dalam lingkup area geografis dan periode tertentu mempergunakan merek, logo, dan sistem operasi yang dimiliki dan dikembangkan oleh pihak pertama. Pemberian hak ini dituangkan dalam bentuk perjanjian waralaba.
Nah, di sini saya langsung berpikir bahwa konsep waralaba sangat cocok dengan kami yang masih awam akan bisnis. Pekerjaan pertama membangun suatu brand untuk pasar sudah dilakukan oleh pihak pertama, sedangkan kami memiliki PR untuk membangun dan memelihara sistem operasional pengelolaan gerai dan SDM-nya.
Setelah melewati diskusi berkali-kali dengan teman saya, akhirnya kami memutuskan untuk menjadi mitra SemerbakCoffee .
Beruntun kegalauan dan kebimbangan kami alami selama proses pra launching, launching pada 4 Juni 2012, sampai akhirnya bisnis ini sudah berjalan lebih dari dua bulan dan sebentar lagi libur puasa. Disini saya mau bercerita tentang sedikit beberapa hal penting yang sudah pasti menjadi pelajaran berharga bagi saya dan para awam yang ingin memulai bisnis franchise:
NIAT AWAL
Pastikan niat awal anda berbisnis tidak hanya untuk berinvestasi dan menciptakan uang sebanyak-banyaknya dalam waktu yang instan. Saya pernah membaca bahwa bisnis yang hanya bertujuan untuk menghasilkan uang relatif lebih cepat mengalami kemunduran. Disini saya menjadikan pembelajaran dasar bisnis dan kemampuan memberi kepada orang lain menjadi motivasi dasar usaha ini selain hanya untuk berinvestasi.
PERSIAPAN AWAL
1. Siapkan modal uang seperlunya dan keberanian sebanyak-banyaknya. Ribuan orang dengan tabungan jutaan rupiah di luar sana ingin punya usaha namun tidak jadi-jadi. Karena apa? Keberaniannya minim.
2. Tentukan jenis usaha Franchise yang ingin dikelola. Karena merupakan usaha awal, kalau bisa usaha tersebut sesuai dengan hobi atau kesukaan anda, atau sesuai dengan target market anda. Kebetulan saya coffee-addict, jadi saya pilih usaha kopi.
3. Tentukan lokasi usaha tersebut. Pilih lokasi yang target marketnya jelas dan sesuai dengan jenis usaha anda. Usahakan lokasinya dekat dengan lokasi seringnya anda beraktivitas. Hal ini mempermudah anda untuk melakukan pengawasan gerai sewaktu-waktu.
4. Hitung biaya franchise fee, biaya peralatan, biaya perlengkapan, dan biaya lain-lain. Exercise untuk kebutuhan bulanan. Dari sana tentukan harga jual produk anda. Mau mencari keuntungan yang besar merupakan hal yang lumrah, namun perhatikan pula daya beli target market anda, harga pesaing (kalau ada), serta harga rata-rata pada umumnya. Selain itu selalu ingat saat ini Smart buyer rela mengeluarkan sejumlah uang yang sesuai dengan kualitas produk yang dibeli. Memberikan harga yang relatif mahal bila dibarengi dengan kualitas mumpuni jelas masuk akal. Kalau yang terjadi sebaliknya, jangan ngarep usaha berjalan dengan baik.
5. Buatlah media promosi semenarik mungkin untuk mengajak calon pembeli ke gerai anda. Kalau bisa sediakan strategi promosi awal seperti beli dua gratis satu, diskon 50%, dan lain-lain. Sebarkan informasi tersebut ke teman-teman terdekat anda dengan cara elegan dan tidak annoying. Percaya deh, semakin anda memaksa dan memelas, semakin usaha anda kurang bernilai harganya. Anda pasti tidak mau usaha anda dikenal awalnya karena rasa belas kasihan kan? Tonjolkan poin-poin plus dari produk anda.
6. Carilah calon pegawai yang sesuai dengan karakteristik yang anda cari. Usahakan yang ramah kepada pembeli, cekatan, kooperatif, pembersih, dan jujur. Waktu yang dibutuhkan untuk mencari pegawai memang relatif lama, namun tetap usahakan mencari pegawai terbaik untuk starting point, dan usahakan mereka tidak mengundurkan diri dalam 6 bulan ke depan.
PRA LAUNCHING
Testing by nearest people. Disini kami mengundang special guest which is our best friends to taste out and give some response about our product. Jangan pernah hanya menilai kualitas produk dari sudut pandang pemilik saja, karena nilai objektivitasnya relatif kurang. Kritik dan masukan dari mereka menjadi bahan pemikiran kami untuk memperbaiki kualitas produk sebelum benar-benar dipasarkan kepada target market.
ON PROGRESS
1. Pastikan karyawan memberikan pelayanan semaksimal mungkin kepada pembeli. Keramahan, waktu yang cepat dalam memperoleh produk, kualitas produk yang sesuai dengan standar, dll. saat pembeli adalah raja, maka hindari kemungkinan pembeli kecewa baik dengan kualitas produk maupun pelayanan.
2. Lakukan pengawasan yang rinci baik untuk stok produk dan omset harian dengan detail. Hal ini mengurangi kemungkinan karyawan "nakal" kepada kita. Lakukan "inspeksi mendadak" pula untuk melihat pelayanan karyawan kepada pembeli.
3. Siapkan sistem pelaporan omset dan keuangan dengan baik dan detail. Setelah menyiapkan, susun laporan tersebut baik harian, mingguan, dan bulanan. Sama seperti kegiatan pekerjaan yang lain, laporan merupakan yang penting sebagai sumber data dalam mengevaluasi apa yang terjadi (baik kelebihan maupun kekurangan), serta menentukan tindak lanjut yang harus dilakukan kedepannya.
4. Perlakukan karyawan sebagai partner kerja, bukan sebagai bawahan. Memberikan kepercayaan penuh kepada karyawan merupakan wajib hukumnya dalam pengelolaan usaha di lapangan. Selain itu, berikan insentif seberagam mungkin supaya mereka merasa diperhatikan, dan semata-mata tidak hanya bekerja untuk gaji saja. Misalkan membawakan oleh-oleh saat kita ke luar kota, snack rapat, baju, dan lain-lain :)
NOTE FOR JOINT BUSSINESS
Usaha yang dilakukan berdua atau bertiga atau berempat atau berlima jelas merepotkan. Bagaimana tidak? Semakin banyak pikiran, ide, dan perijinan pengambilan keputusan memang memakan ekstra waktu dan tenaga. Namun, saat pembagian pekerjaan dilakukan dengan rigid, sesuai dengan potensi dan minat, serta "nyaris" seimbang, sudah pasti pekerjaan akan berjalan dengan lebih baik.
Selain pembagian pekerjaan yang baik, kepercayaan yang penuh kepada partner, saling memback-up saat dibutuhkan, merupakan tips lain. Niscaya, usaha tersebut dapat berjalan dengan baik :)
----
Sedikit cerita dari saya tentang poin-poin utama dari usaha Franchise Semerbak Coffee yang sedang kami jalankan. Semoga dapat memberikan informasi kepada kalian yang ingin memulai atau sedang menjalani usaha.
Sunday, 29 July 2012
When money (still) is the main interest of them
Thursday, 19 July 2012
Siap Meninggalkan Zona Nyaman ?
Mengenai Zona Nyaman
Terpujilah wahai engkau Rene Suhardono, Career Coach yang sejak tahun 2011 kemarin sukses memberi wabah "working with passion" ke banyak pekerja Indonesia. Cukup sekali saya mengikuti sesi beliau sebagai pembicara, tedX 2011, doktrinnya sukses mengguncang pemikiran saya mengenai arti hidup, nilai dari bekerja, penghargaan terhadap diri sendiri, dan lain sebagainya.
Begitu banyak turunan pemikiran pasca "working with passion" melanda kelas pekerja. Saya tidak sebutkan satu per satu (untuk selengkapnya dapat membaca buku Rene CC). Yang ingin saya ceritakan di sini adalah tentang zona nyaman.
Sebelum saya membahas tentang zona nyaman versi saya, sesungguhnya apa pemahaman orang-orang di luar sana tentang zona nyaman? Comfort zone adalah wilayah pertumbuhan di mana kita sudah terbiasa melakukan aktivitas di dalamnya. Kebiasaan tersebut berkelanjutan menjadi perasaan tidak ingin bersusah payah mencari hal baru sebagai area self-improvement. Di sinilah masalah mulai muncul. Saat seseorang tidak (mau) berkembang baik secara nilai, kapasitas, dan kemampuan, kemandekan tersebut menjadikan seseorang hanya berada di tempat.
Rasa aman dan nyaman dalam comfort zone menciptakan keengganan serta ketakutan untuk maju, meningkatkan kemampuan.
Singkat kata, perihal zona nyaman, saat ini menjadi momok besar bagi saya.
Keinginan besar untuk semakin mengasah diri lebih dibandingkan kemampuan saat ini, terbentur dengan rasa aman dan nyaman serta mental keberanian yang acap kali melempem.
Sesadar-sadarnya saya, berada dalam zona nyaman ini jelas menghambat diri saya sendiri, untuk lebih maju, berkembang, dan tahu banyak. Saat ini yang saya butuhkan lebih banyak keberanian untuk bergeser, namun untuk kedepannya, lebih banyak konsistensi sampai hari yang direncanakan tiba.
:)
Wednesday, 18 July 2012
Mantan Terindah
Putuskan cintaku
Dan saat ini engkau selalu ingin bertemu
Dan memulai jalin cinta
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Mau dikatakan apa lagi
Kita tak akan pernah satu
Engkau di sana, aku di sini
Mesti hatiku memilihmu
Ingin aku memelukmu lagi
Di hati ini hanya engkau mantan terindah
Yang selalu ku rindukan
Kita tak akan pernah satu
Engkau di sana, aku di sini
Mesti hatiku memilihmu
Untuk mengatakan bila ku berubah
Jangan pernah kau ragukan
Engkau kan selalu di langkahku
Kita tak akan pernah satu
Engkau di sana, aku di sini
Mesti hatiku memilihmu
Sungguhlah indah
Buat diriku susah lupa
Sunday, 17 June 2012
Wedding Phenomenon, these days
Monday, 11 June 2012
I want badly
London (much more), Santorini, Tokyo and Kyoto, New York, and more money (of course)
Wednesday, 6 June 2012
Pilihlah Aku Jadi Kepala Daerahmu
Saya bukan mengomentari potongan wajahnya yang terlalu diclose-up, senyuman palsunya, bahkan merek kacamatanya. Bukan, bukan itu.
Potongan wajahnya ganteng-ganteng dan cantik-cantik, layout media promosinya sudah oke, dan program yang diusung juga luar biasa (bohong kemungkinan realisasinya).
Sepintas tidak ada yang salah dengan program "Pendidikan Gratis, Kesehatan Gratis, Pembangunan Infrastruktur". Namun, telusuri terlebih dulu siapa sih yang berwenang merencanakan dan mengimplementasi program tersebut dengan anggarannya?
Pembagian kewenangan tugas di Indonesia terbagi melalui kegiatan Pemerintah Pusat melalui Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah melalui Dinas/ Badan-badan. Masing-masing subjek tersebut memiliki Anggaran masing-masing untuk dikelola (dibelanjakan) sebaik-baiknya sesuai dengan pembagian tugas dan kewenangan.
Kepala Daerah disini bertanggung jawab penuh dalam menghasilkan serta mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sedangkan Presiden sebagai Kepala Negara bertanggung jawab terhadap APBN-nya. Ibaratnya seorang Bapak (Presiden) mempunyai uang untuk melakukan pekerjaan si Bapak (APBN), sedangkan anak (Kepala Daerah) mempunyai uang dari pekerjaan si anak (APBD).
Disini yang menjadi pertanyaan, apakah sang anak berhak memamerkan pekerjaan ayahnya agar dia dipilih menjadi Kepala Daerah? Jelas tidak. Sudah jelas yang menjadi parameter perencanaan pekerjaan yang baik bukan berdasarkan capaian pekerjaan sang ayah, namun sang anak itu sendiri.
Bagaimana nantinya sang anak mengelola tanggung jawabnya sendiri (APBD), malah mengapa tidak dipublish dan diberitahu kepada semua orang? Bukannya suuzon, malahan itu jelas menjadi pertanyaan besar, bagaimana inovasi serta kinerja utama yang dilakukan melalui tanggung jawabnya.
Malahan apa yang dilakukan oleh anak tersebut nantinya dengan tanggung jawabnya sendiri tersebut?
So, para nominator Kepala Daerah, sudah cukup kalian mengagungkan pekerjaan ayahmu itu, tunjukkan kepada kami apa yang dapat anda lakukan kedepannya! Jangan bodohi orang-orang di luar sana yang tidak bisa membedakan mana yang merupakan tanggung jawab ayahmu dan mana tanggung jawab dirimu!
Friday, 4 May 2012
Think? Then just Write it!
Tuesday, 20 March 2012
“I Envy You and You and You (as always)
“Babe, lo tau ga Davina bulan depan start kuliah di Groningen. Gila, satu tahun ga kerja tiba-tiba katanya dia udah kuliah aja dong di Groningen! Lo kapan nyusul babe?” Spontan cangkir kopi yang seharusnya sudah menyentuh bibir langsung saya letakkan di samping mouse laptop. YM dari Fani, sahabat saya sejak kuliah, langsung merusak total momen nyaman saat saya idle mengedit rubrik Fashion Spread edisi bulan depan. Bagaimana tidak merusak? Pikiran saya langsung berpikir jauh ke depan tentang impian saya, melanjutkan S2 di Negeri Menara Eiffel, membaca buku di taman terbuka yang nyaman, menikmati macaroon dan hot tea di kafe kecil, dan berkomunikasi dengan bahasanya yang menurut saya sangat seksi. Beruntungnya, Davina dengan IPK pas-pasan dengan kemampuan orang tua mendahului saya ke negara tetangganya. Hati saya sontak berdebar ga karuan.
Sesaat saat saya memalingkan kepala saya ke kanan, cubicle seberang sudah kosong dari minggu lalu. Mbak Joyce, partner akrab menggila dalam bekerja dan belanja, sudah pindah ke perusahaan lain. Berkat kecintaannya dengan bidang marketing dan keberaniannya untuk meninggalkan kenyamanan kerja di kantor ini, dia pindah ke perusahaan sebelah dan naik posisi sebagai Marketing Manager. Saat dia bercerita dengan hebohnya minggu lalu tentang rencana resign karena kenaikan jabatannya itu, saya jelas iri. Well, she deserves it, but I also deserve something like that too!
Lalu saya menghela nafas. This is it. This is what lots of girls out there feel when there are other girls have better life than her. ENVY.
Seperti banyak perempuan lainnya, saya juga sering membandingkan diri saya dengan orang lain, terutama orang yang lebih ini dan lebih itu dibandingkan saya. Ujung-ujungnya yah tidak jauh dari pemikiran iri. Kenapa saya tidak bisa seperti mereka, seharusnya saya bisa seperti mereka, dan paling baiknya kalau ada pemikiran, apa yang harus saya lakukan saat ini supaya saya bisa seperti mereka. Pertanyaannya adalah, bila rasa iri itu tidak memacu diri saya untuk bertindak lebih keras untuk mencapai apa yang bisa orang lakukan, bagaimana kalau yang terjadi malah sebaliknya?
Saya teringat teman-teman kuliah yang “biasa saja” selalu iri dengan salah satu teman kuliah saya yang sangat cantik. Kemudahan mendapatkan pacar yang ganteng dan kaya, tanpa usaha berat membuat teman-teman yang lain iri, bahkan sampai meremehkan kepribadiannya. Mungkin mereka tidak sadar, rasa iri berlebihan tersebut telah membuat mereka membenci kelebihan orang lain.
Oh iya, saya juga ingat saudara sepupu saya yang mindernya bukan main. Semua dimulai dari kebiasaan orang tuanya yang sering membanding-bandingkan prestasinya yang biasa dengan adiknya yang juara II Olimpiade Sains Internasional. Hasilnya? Efek terlalu iri dengan saudara itu, dia jadi pemalu untuk berbicara dengan orang lain, karena merasa tidak memiliki potensi diri. Miris.
Saya kemudian sadar, apa memang saya pantas iri dengan kelebihan orang lain? Apa kelebihannya itu harus saya miliki juga sama persis? Apakah track keberhasilannya memang sesuai dengan track yang saya inginkan? Atau malahan saya memaksakan diri untuk berpindah track hanya karena untuk menunjukkan eksistensi saya di track dia? Haaaaah….
Petuah mengatakan, inti dari hidup adalah bagaimana kita dapat menikmati, menghargai, bahkan mensyukuri apa yang dimiliki saat ini. The present is the outcome of the decision I made in past. The future is the outcome of the decision I make in present. Jangan sampai rasa iri membuat saya tidak mensyukuri apa yang saya miliki saat ini dan mengacaukan track masa depan saya.
Tuhan telah menciptakan rejeki setiap orang berbeda2, and we don’t know what, how, where, and when rejeki kita diberikan oleh Tuhan. Everybody has their own track. There’s no use of envy. It only disrupts your track. And none want to lose in their own track.
Apa gunanya saya iri dengan Davina yang lanjut s2 di Groningen, padahal jelas jurusannya beda dengan saya. Apalagi iri dengan kenaikan jabatan Mbak Joyce padahal jelas divisinya berbeda. Buang jauh-jauh rasa iri, fokus dengan tujuan sendiri, kerja keras dan iklas, serta bersyukur dengan apa yang Tuhan beri.
Getaran smartphone saya tiba-tiba membangunkan saya dari pemikiran mengawang-awang tersebut. Email masuk dari Sekretaris Redaksi “SECRET BIG NEWS! Salah satu hasil rapat internal barusan memastikan kamu ngedampingin Tante Vyna ngeliput Milan Fashion Week minggu depan. I ENVY YOU !” Saya hanya bisa tersenyum dan berkata dalam hati. “Jelas rejeki orang beda2. I am thankful for what I have now and I will have later”.
~ Artikel Free Speech yang awalnya saya kirimkan ke CLEO Indonesia, namun ditolak. Hiks :"(
Saturday, 17 March 2012
Kupang, NTT (12 - 15 March 2012)
Friday, 16 March 2012
Ride-Sharing, I am part of them (1)
Kali ini saya mau bercerita tentang fenomena ride-sharing dengan bahasa kampung omprengan. Omprengan merupakan kendaraan pribadi (mobil) yang digunakan sebagai kendaraan umum, pada waktu tertentu, di waktu tertentu. Saya sangat yakin yang nasibnya seranah dengan saya (tinggal di daerah BoDeTaBek (commuter)) sudah familiar dengan moda transportasi ini.
Pengendara mobil, yang melakukan pergerakan rutin dari luar Jakarta ke dalam Jakarta, dengan mobil tipe High Occupancy Vehicle (HOV) membuka peluang bagi masyarakat umum untuk menumpang sampai di tempat tertentu dengan tarif yang ditentukan oleh pengemudi (Rp 10.000-Rp15.000). Jam operasional omprengan biasanya dari jam 6 pagi sampai 8 pagi (waktu berangkat kantor) dan jam 5 sore - 8 malam (waktu pulang kantor), dengan tempat awal dan tempat pemberhentian di daerah ramai, misalkan di dekat pintu tol masuk Jakarta di Bekasi dan Jatibening. Di tempat tersebut sudah ada 5-10 mobil yang mengantri untuk mengisi penumpang. Dalam satu mobil, jumlah penumpang 11 orang dengan 1 supir, dengan total 12 orang. Jurusan yang dipilih pada umumnya juga adalah titik-titik ramai di sekitar kawasan perkantoran di Jakarta, seperti Ratu Plaza untuk wilayah Sudirman, di samping Bulog untuk wilayah Kuningan dan sebagainya. Dalam perjalanan menuju tempat terakhir, penumpang juga dapat turun di titik yang dikehendaki (sama seperti kopaja/metromini/angkot).
Pengemudi pada umumnya adalah pekerja kantoran yang membawa kendaraan HOV dengan kondisi kendaraan baik sampai buruk, mengemudi sendirian, dan menyadari peluang keuntungan. Dengan pemikiran ala padang, yang berpikir untuk mencari keuntungan setinggi-tingginya (hehe), mereka melihat peluang untuk menyewakan kursi penumpang ke orang kantoran atau kuliahan yang berkeinginan untuk melakukan pergerakan ke lokasi yang searah, pada waktu yang bersamaan. Selain itu ada juga pengemudi yang sengaja menggunakan kendaraannya untuk "ngompreng".
Dengan memberikan tumpangan berbayar ke masyarakat umum, pengemudi jelas untung, karena selain dapat pergi ke kantor, uang bensin dengan atau tanpa uang tol terbayarkan, lolos dari ruas three in one, plus dapat uang lebih dari ongkos jalan. Jelas untung bukan?
Tidak hanya pengemudi yang diuntungkan, pada kasus ride-sharing ini, penumpang juga diuntungkan. Mengapa saya berkata demikian?
Berdasarkan hasil penelitian BPS, jumlah penduduk Jakarta di siang hari dua kali lipat lebih besar dibandingkan jumlah penduduk di malam hari. Commuter memiliki peran besar dalam menggendutkan jumlah penduduk di siang hari dengan instan. Telah disadari, Jakarta, kota serba ada, kota hiburan, kota perdagangan, kota jasa, kota pariwisata, dan segalanya merupakan gula kehidupan masyarakat Jakarta dan daerah penyangga di sekitarnya. Kapasitas kendaraan umum yang tersedia mulai dari patas AC dan non AC yang tidak sebanding dengan jumlah penumpang, kenyamanan yang buruk, serta preferensi masyarakat untuk mengendarai kendaraan pribadi jelas menyebabkan kemacetan luar biasa dari luar Jakarta menuju Jakarta pada waktu-waktu peak hours (jam berangkat kantor dan pulang kantor).
Disinilah omprengan memberikan jawaban praktis bagi commuter untuk mendapatkan kendaraan “umum” yang nyaman, aman, dan relatif murah. Orang tinggal masuk ke mobil, mengumpulkan uang, bayar, tidur, dan bangun saat di dekat tempat perhentian. Dengan adanya omprengan, commuter tidak perlu berdiri menunggu patas yang tidak kunjung datang, berteman dengan asap kendaraan bermotor, apesnya dapat berdiri sepanjang perjalanan selama 1-2 jam. Di sinilah saya bilang, hubungan yang terjadi antara penumpang dengan pengemudi omprengan adalah simbiosis mutualisme.
Namun, kadangkala yang dianggap baik belum tentu benar.
(bersambung)
Monday, 5 March 2012
Sharing Doesnt Mean Reducing
pic from here
Dalam perjalanan menuju ke kantor, driver saya menceritakan sesuatu yang cukup menyentuh.
These days, people tend to keep knowledge by themselves in order to be the best advance one. Membagi ilmu seolah-olah akan mengurangi kevalidan kemampuan seseorang dengan secara tidak langsung membuat orang lain bisa menjadi lebih pintar dibandingkan dirinya sendiri. Ketakutan itu menyebabkan orang pada umumnya hanya memberikan ilmu tidak secara penuh 100%, hanya 50% bahkan paling mentok 80%. Itu baru turun ke orang kedua. Coba bayangkan bila ilmu tersebut sudah turun sampai ke orang ke-sepuluh. Seberapa dangkal ilmu si penerima informasi dibandingkan ilmu secara penuh dari sang ekspert yang pertama.
Saya sadari, memang pernyataan tersebut benar adanya. Saya mempunyai beberapa teman yang pintar dan kalau boleh menggunakan istilah “pelit ilmu”, mereka tidak mau membagi ilmunya ke orang lain, bahkan kepada saya yang sudah bertanya berkali-kali. Seperti keeping those only for me. That makes me different and better than another. Terkadang pula bahkan, saya melakukan hal tersebut. Saat ada teman yang bertanya, dengan excuse gak mood, agak males sama orangnya, dll. saya terkadang hanya menjawab sengenanya saja bahkan terkadang pura-pura ga tahu (bad me).
Ada kemungkinan ini dikarenakan budaya oportunis yang semakin menjamur di era saat ini. Dengan mengkeep pengetahuan tersebut di dirinya sendiri, seseorang berasa paling jagoan karena yang pertama tahu dan (terkesan) paling tahu.
Saya pernah membaca suatu kali bahwa saat orang mengajarkan ilmu orang lain, maka ilmu yang diajarkan tersebut akan dua kali lebih diingat oleh pengajar (mungkin efek cara pengajaran visual dan audio sekaligus). Selain itu, ilmu itu seperti cangkir, perlu dialirkan bila sudah penuh, agar cangkir tersebut bisa diisi lagi. Bila saja, orang-orang di luar sana (begitu pula saya) tahu dan sadar akan efek sharing ilmu tersebut, sudah pasti semua orang akan mendapat informasi yang utuh dan informasi yang baru J